Tahun-Tahun Lewat
Tahun-tahun lewat dengan cepat
Dan kita bagaikan tiang-tiang kawat: Menanti.
Menanti uluran Nasib menawarkan buah khuldi
(yang tumbuh pada pohon purba
yang tidak kasat-mata. Bernama Cinta).
Kudengar suaramu, dengus nafasmu
Ketika seekor burung perkasa menghunjam
Ke kaki cakrawala bernama ungu
Yang bertaut ke dalam hatiku. Hati Alam.
(Kaukah itu, tanyamu. Ya, sahutku. Aku.
Lalu angin gemersik, kemudian mati).
Tahun-tahun lewat tak bersuara. Meninggalkan tapak
Yang membekas pada jalur-jalur pengalaman kita. Betapa asyik
Kita jaring jari-jari waktu yang kelu. Dan sekali-sekali
Menangkap dan melepaskannya kembali.
Analisis Puisi:
Puisi "Tahun-Tahun Lewat" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang menyelami tema waktu, cinta, dan pengalaman hidup. Dengan menggunakan bahasa yang puitis dan metafora yang mendalam, puisi ini menggambarkan bagaimana waktu berlalu dan bagaimana hubungan kita dengan cinta dan pengalaman membentuk perjalanan hidup kita.
Waktu dan Penantian
"Tahun-tahun lewat dengan cepat / Dan kita bagaikan tiang-tiang kawat: Menanti."
Puisi ini dibuka dengan penggambaran tentang bagaimana waktu berlalu dengan cepat, sementara kita seolah hanya berdiri di tempat, menunggu sesuatu yang belum pasti. "Tiang-tiang kawat" menggambarkan ketidakberdayaan dan kekakuan dalam menghadapi perubahan yang cepat, serta rasa penantian yang panjang.
Simbolisme dan Cinta
"Menanti uluran Nasib menawarkan buah khuldi / (yang tumbuh pada pohon purba / yang tidak kasat-mata. Bernama Cinta)."
Buah khuldi, yang dalam mitologi sering diasosiasikan dengan pengetahuan dan keabadian, menjadi simbol cinta dalam puisi ini. Pohon purba yang "tidak kasat-mata" menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang abstrak dan mungkin tidak selalu dapat dijangkau atau dipahami sepenuhnya. Cinta di sini adalah sesuatu yang ideal dan penuh misteri.
Interaksi dengan Alam
"Kudengar suaramu, dengus nafasmu / Ketika seekor burung perkasa menghunjam / Ke kaki cakrawala bernama ungu / Yang bertaut ke dalam hatiku. Hati Alam."
Interaksi dengan alam dan suara-suara alam menggambarkan hubungan mendalam dengan lingkungan sekitar dan bagaimana pengalaman pribadi dapat terkait dengan kekuatan alam. Burung perkasa dan cakrawala bernama ungu adalah simbol-simbol yang memperkaya pengalaman emosional dan spiritual.
Pengalaman dan Waktu
"Tahun-tahun lewat tak bersuara. Meninggalkan tapak / Yang membekas pada jalur-jalur pengalaman kita."
Tahun-tahun yang lewat dianggap sebagai waktu yang tidak bersuara, tetapi meninggalkan jejak yang mendalam pada pengalaman kita. Ini menunjukkan bagaimana waktu, meskipun tampaknya berlalu tanpa suara, meninggalkan dampak yang signifikan pada perjalanan hidup kita.
Menangkap dan Melepaskan Waktu
"Betapa asyik / Kita jaring jari-jari waktu yang kelu. Dan sekali-sekali / Menangkap dan melepaskannya kembali."
Menggambarkan aktivitas mengambil dan melepaskan waktu, puisi ini menunjukkan bagaimana kita berinteraksi dengan waktu dalam hidup kita, menangkap momen-momen penting, dan kemudian melepaskannya seiring berjalannya waktu.
Interpretasi dan Konteks
- Penantian dalam Kehidupan: Puisi ini menyiratkan bahwa kehidupan sering kali melibatkan penantian dan menunggu sesuatu yang tidak pasti. Tiang-tiang kawat yang digambarkan menunjukkan perasaan terjebak atau tidak bergerak, sementara harapan akan "buah khuldi" atau cinta memberikan konteks emosional yang mendalam.
- Cinta sebagai Elemen Abstrak: Cinta digambarkan sebagai sesuatu yang sangat penting dan penuh makna, tetapi juga tidak kasat-mata dan mungkin sulit dijangkau sepenuhnya. Ini menekankan bahwa cinta adalah aspek yang sangat mendalam dari kehidupan, tetapi juga penuh misteri.
- Hubungan dengan Alam: Puisi ini menghubungkan pengalaman pribadi dengan alam, menunjukkan bagaimana kekuatan alam dan elemen-elemen di sekeliling kita berperan dalam membentuk pengalaman dan perasaan kita.
- Jejak Waktu: Waktu yang lewat dianggap meninggalkan jejak yang mendalam pada pengalaman hidup kita. Ini menunjukkan bagaimana setiap momen dan pengalaman, meskipun mungkin terasa sepele saat itu, memiliki dampak yang signifikan dalam perjalanan hidup kita.
Puisi "Tahun-Tahun Lewat" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang mendalam dan reflektif, menyelami tema waktu, cinta, dan pengalaman hidup dengan kejelasan dan keindahan. Dengan menggunakan simbolisme yang kuat dan bahasa yang puitis, puisi ini menggambarkan bagaimana waktu berlalu dan bagaimana hubungan kita dengan cinta dan pengalaman membentuk perjalanan hidup kita. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak waktu dalam kehidupan mereka dan memahami cinta sebagai sesuatu yang abadi dan misterius.
Karya: Ajip Rosidi
Biodata Ajip Rosidi:
- Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
- Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
- Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.