Puisi: Serenada Hitam (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Serenada Hitam" karya W.S. Rendra mengangkat tema cinta, perpisahan, perjuangan, dan pengorbanan. Pada intinya, puisi ini merupakan ....
Serenada Hitam (1)

Aku akan masuk ke dalam hutan
Lari ke dalam hutan
Menangis ke dalam hutan.
Kerna mereka telah memisahkan kami:
aku dan Panjiku:
Akan kuurai sanggul rambutku
tergerai
bagai ratap tangis dan dukaku.
Nasib telah menikam diriku dari belakang.
Nasib telah memeras mataku.
Dan menjalar kuman-kuman yang gatal
di kedua susuku.
Wahai, mereka telah mengungkai
sebuah dada yang bidang
dari pelukanku!
Panji adalah pelita gemerlap
bersinar dalam puriku.
Kini betapa gelap puriku
tiada lagi berlampu.

Aku akan masuk ke dalam hutan.
Lari ke dalam hutan
Mengapa mereka rintangi
cinta yang tak 'kan terpisahkan?
Mengapa mereka bendungi
derasnya arus air kali?
Wahai, betapa gelap puriku
tiada lagi berlampu.

Aku akan masuk ke dalam hutan.
Lari ke dalam hutan.
Menangis ke dalam hutan.
Akan kutempuh
ujung pisau pengkhianatan.
Akan kutantang
kuburan kedengkian.
Karena puriku tiada lagi berlampu.

Serenada Hitam (2)

Kemari; Kemarilah, Manisku!
Tengadahlah memandang mataku
dan kuciumi seluruh wajahmu.
Diamlah, Candra Kirana, kekasihku!

Cinta tak bisa dipisahkan
api tak terpadamkan.
Akan kutantang segala rintangan
tanpa lari ke dalam hutan.
Bangkitlah dari ratap tangismu.
Akan kupeluk di tempat lapang.
Kubimbing tanganmu
di bawah langit dan terang.
Cinta yang tidur dalam kesedihan,
ketika bangkit menemu mentari yang gemilang.
Marilah, Candra Kirana!
Kita rampas kemenangan
dan kita tepiskan kematian.
O, betapa kubenci kehancuran
dan kuyakin hari yang gemilang.
Kemarilah, Candra Kirana!
Lelakimu di sini:
pohon pautan tempat berpegang.
Keluarlah dari hutan!
Di sini kita kawin.
Di sini kita berpelukan.
Di bawah mentari.
Di bawah langit siang.

Serenada Hitam (3)

Kami tak dapat dipisahkan:
Candra Kirana dan Panji.
Kami cantik, tampan dan remaja.
Mentari adalah hakim percintaan.
Cinta yang berjalan dalam duka cita
tetap menatap ke muka
dan akan menemu perumahan yang aman.

Menepislah pengkhianatan.
Menepislah kematian.
Kami akan gigih biar karatan.
Dan percaya akan kemenangan
biarpun di atas kuburan.
Tak ada maut bagi cinta.
Tak ada kelayuan
bagi bunga kehidupan.

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:

Puisi "Serenada Hitam" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang sarat dengan emosi, makna, dan simbolisme. Puisi ini mengangkat tema cinta, perpisahan, perjuangan, dan pengorbanan. Pada intinya, puisi ini merupakan penggambaran tentang cinta yang tak terpisahkan, di tengah segala rintangan dan penderitaan.

Serenada Hitam (1): Pada bagian ini, penyair merujuk pada perpisahan yang memisahkan tokoh utama (aku) dengan Panji. Aku merasa terpisah dan merasa gelap (puriku tiada lagi berlampu) setelah perpisahan tersebut. Kata-kata "pelita gemerlap" dan "kini betapa gelap" merujuk pada perasaan kehilangan dan kesedihan. Gambaran hutan sebagai tempat pelarian dan kesusahan menunjukkan keadaan batin yang tertekan. Puisi ini menggambarkan penderitaan, pengkhianatan, dan kesunyian.

Serenada Hitam (2): Bagian ini membawa perubahan dalam nada. Penyair memanggil Candra Kirana untuk berhadapan dengan cinta yang kuat dan tak terpisahkan. Penyair ingin melawan rintangan, pengkhianatan, dan kematian, dan menunjukkan tekad untuk mencapai kemenangan bersama kekasihnya. Gambaran mentari sebagai hakim percintaan menunjukkan bahwa cinta adalah kekuatan yang mengatasi segala hal. Bagian ini menciptakan perasaan perjuangan dan keteguhan dalam menghadapi segala rintangan.

Serenada Hitam (3): Bagian ini menunjukkan keyakinan dalam kemenangan cinta yang tidak bisa dipisahkan oleh pengkhianatan atau kematian. Candra Kirana dan Panji menghadapi rintangan dengan tekad dan kegigihan, menggambarkan cinta yang gigih dan tidak bisa dimatikan. Penyair menyuarakan keyakinan bahwa cinta adalah kekuatan yang mengatasi kematian dan memberikan harapan di tengah penderitaan.

Simbolisme dan Makna Mendalam:
  • Candra Kirana dan Panji: Merupakan tokoh-tokoh dalam legenda Jawa yang mewakili cinta yang tak terpisahkan dan berjuang melawan segala rintangan.
  • Hutan: Simbol perasaan terpisah dan terasing, di mana hutan merujuk pada tempat perlindungan dan kesunyian.
  • Mentari: Melambangkan cahaya dan harapan, hakim percintaan yang menerangi jalan bagi cinta yang kuat dan tidak tergoyahkan.
  • Pelita Gemerlap: Simbol awal cinta yang indah, yang menjadi suram setelah perpisahan.
  • Kematian: Melambangkan segala rintangan dan penderitaan yang dihadapi dalam hidup, tetapi cinta di atasnya.
Puisi "Serenada Hitam" oleh W.S. Rendra menggambarkan perjuangan cinta yang tak terpisahkan dan kuat melawan segala rintangan, pengkhianatan, dan penderitaan. Melalui gambaran simbolik dan ekspresi emosional, puisi ini membingkai cinta sebagai kekuatan yang mengatasi kematian dan memberikan harapan dalam kesulitan.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Serenada Hitam
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.