Puisi: Salju saja Semalam-malaman (Karya Syahril Latif)

Puisi "Salju saja Semalam-malaman" karya Syahril Latif menyajikan gambaran kesendirian dan kerinduan yang mendalam, diiringi dengan motif salju ...
Salju saja Semalam-malaman

Di Tokyo: bayangan salju gugur
Dari jendelaku, tingkat kelima, Ichigaya
Pada musim yang beku, lampu jalanan pun sendu
Kuingin kau bersamaku dalam kamar
"Lihatlah, Hayati. Kota yang sunyi
Dan puncak-puncak gedung
Telah menjadi kapuk randu
Matahari di manakah sembunyi?"

Lalu: berhari-hari sesudah itu:
Salju saja semalam-malaman, seharian
Dan kau tak ada, aku pun bosan
Tapi di atas kasur semerbak kesturi dan melati
Yang kau tabur
Sebelum kita berangkat tidur

Sumber: Horison (Januari, 1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Salju saja Semalam-malaman" karya Syahril Latif menyajikan gambaran kesendirian dan kerinduan yang mendalam, diiringi dengan motif salju sebagai simbol kehampaan dan kepergian.

Tokyo sebagai Latar: Toko merupakan latar tempat di mana kejadian puisi ini berlangsung. Gambaran salju yang gugur dari jendela tingkat kelima di Ichigaya menciptakan suasana yang sunyi dan sendu. Hal ini menunjukkan betapa kesendirian dan kesunyian menghantui tokoh dalam puisi.

Kerinduan akan Kehadiran Seseorang: Tokoh dalam puisi ini mengungkapkan kerinduannya akan kehadiran seseorang dalam kamar. Dia merindukan kehadiran orang tersebut untuk bersama-sama menyaksikan pemandangan salju dan mencari matahari yang terselip di balik langit yang mendung.

Perasaan Hampa dan Kebosanan: Meskipun salju turun semalam-malaman dan sepanjang hari, keberadaan seseorang yang ditunggu-tunggu tidak kunjung tiba. Keadaan ini membuat tokoh merasa hampa dan bosan. Kehampaan ini tercermin dari suasana kota yang sunyi dan puncak gedung yang sunyi.

Aroma Keindahan dan Kenangan: Meskipun kesendirian meliputi tokoh, kehadiran aroma semerbak kesturi dan melati di atas kasur membawa kenangan dan keindahan. Hal ini mungkin mencerminkan sisa-sisa kebahagiaan yang pernah dirasakan bersama orang yang ditunggu-tunggu.

Kesimpulan yang Sentimental: Puisi ini diakhiri dengan perasaan kehampaan dan kekosongan, di mana meskipun salju turun sepanjang malam dan hari, kehadiran yang dinantikan tidak kunjung datang. Namun, aroma semerbak kesturi dan melati mengingatkan akan kenangan indah yang pernah ada.

Puisi "Salju saja Semalam-malaman" karya Syahril Latif menciptakan atmosfer kesendirian, kerinduan, dan kekosongan yang mendalam. Dengan menggambarkan suasana Tokyo yang sunyi dan pemandangan salju yang turun terus-menerus, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kehadiran dan kepergian dalam kehidupan manusia.

Puisi
Puisi: Salju saja Semalam-malaman
Karya: Syahril Latif

Biodata Syahril Latif:
  • Syahril Latif lahir pada tanggal 3 Juni 1940 di Silungkang, Sumatera Barat.
  • Syahril Latif meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 1998 di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • SaljuDi luar: salju masih saja dan di mana-mana salju dan putih semua, yang membuatnya bosan, kini ia sedang mengamatinya dari ketidurannya dan dalam angan-angannya, ia seperti seo…
  • Salju batang-batang itu adalah kenangan yang semakin kurus dan akhirnya hilang di balik salju semara yang biasa gaduh dalam canda dengan angin tenggara kini bungk…
  • Salju Salju mengingatkan dirimu Di kamar sendiri Menanti Salju meratakan bumi dalam putih Dan desah kehidupan Terdengar Di antara hampar Salju Tersandung s…
  • Gerimis Putih Malam Oktober yang panjang, dan turun perlahan Merisik dedahanan telanjang serta deru tertahan Dada bumilah yang putih dan terlembut Di pucuk-pucuk ranting keris…
  • Salju(Versi Selembar Daun) Ke manakah pergi     mencari matahari         ketika salju turun           &…
  • Salju Asal mula adalah salju sebelum tercipta Waktu sentuhan perawan seringan kenangan adalah semua yang disebut bumi dan udara terus bicara sebab bicara tak pernah berhent…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.