Pertemuan
inilah pertemuan yang dinanti-nanti
akhirnya lupa untuk disadari
benda-benda berputar telah berkali kembali
ke titik semula
benda-benda meluncur telah lenyap
tak kuketahui ke mana
tapi pertemuan itu belum terjadi juga
akhirnya, dengan tak disengaja, entah
siapa yang mengaturnya
pertemuan telah terlaksana, untunglah
karena bukankah setiap kali gelisah kita
bicara tentang apa saja kecuali yang
dalam kesangsian pasti merangsang:
"dari kau kuharapkan arah tergaris
arah yang sanggup taklukkan takdir!
karena hidupku tertegun melihat cakrawala
atau terkejar dibawa naluri hidup mengalir
bagikau adalah impianku segala warna, gelora
citaku dan kembang api
sedu-sedan pula bila tertelungkup di ranjang
tak tertahan lagi, dan peristiwa lucu
akan kubisikkan nanti karena bukankah kita
telah lama dewasa kini?"
pertemuan dan pengakuan ...
di luar jendela seekor gelatik
bertengger di dahan terayun-ayun, hinggapnya
tidak diduga tidak dinanti
kicauan bening memecah sunyi kedua manusia
yang pandang-memandangi:
"sebenarnya lucu baru kini kita bertemu.
lucu? sampai hati benar mengatakan ini!
ini, adalah suatu tragedi —
Analisis Puisi:
Puisi "Pertemuan" karya Toeti Heraty adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan pertemuan antara dua individu yang telah lama dinantikan. Puisi ini menyajikan perasaan gelisah, harapan, dan kegembiraan dalam menghadapi pertemuan tersebut.:
Pertemuan yang Dinanti-nanti: Puisi ini menggambarkan pertemuan yang sangat dinantikan oleh dua individu. Meskipun pertemuan tersebut telah lama diharapkan, rasa gelisah dan kekhawatiran hadir karena tak pasti kapan pertemuan itu akan terjadi.
Benda-benda Berputar ke Titik Semula: Metafora tentang benda-benda yang berputar dan kembali ke titik semula mencerminkan perasaan terjebak dan kebuntuan. Hal ini dapat menggambarkan perasaan salah satu individu yang merasa pertemuan mereka selalu berakhir di titik awal tanpa kemajuan.
Gelisah dan Kegembiraan: Puisi ini menyajikan perasaan gelisah dan kegembiraan yang saling berlawanan. Rasa gelisah hadir karena ketidakpastian dan kesangsian mengenai bagaimana pertemuan tersebut akan berlangsung. Namun, rasa kegembiraan juga ada karena akhirnya pertemuan tersebut telah terlaksana.
Pengakuan dan Ekspresi Perasaan: Pada bagian kedua puisi, terjadi pengakuan dan ekspresi perasaan dari salah satu individu. Pengakuan ini mencakup perasaan cinta dan impian yang ingin diwujudkan dalam pertemuan mereka.
Metafora Gelatik: Gelatik yang bertengger di dahan di luar jendela merupakan metafora tentang sesuatu yang tak terduga dan tak dinanti. Ini mungkin menggambarkan adanya kejutan atau momen penting yang tidak pernah disangka dalam pertemuan mereka.
Tragedi dalam Pertemuan: Terdapat nuansa ironi dan bahkan sindiran dalam penggunaan kata "tragedi" untuk menggambarkan pertemuan tersebut. Hal ini mungkin mencerminkan perasaan tentang bagaimana dua orang dewasa bisa merasa canggung dan lucu dalam pertemuan setelah sekian lama menantikan momen tersebut.
Puisi "Pertemuan" karya Toeti Heraty menggambarkan perasaan gelisah, harapan, dan kegembiraan dalam menghadapi pertemuan yang telah lama dinantikan. Meskipun ada ketidakpastian dan kebuntuan, akhirnya pertemuan tersebut terjadi. Puisi ini menyajikan gambaran tentang kompleksitas perasaan manusia ketika menghadapi momen penting dan menciptakan karya sastra yang penuh dengan refleksi dan makna.
Karya: Toeti Heraty
Biodata Toeti Heraty:
- Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
- Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.