Puisi: Perjalanan (Karya Syahril Latif)

Puisi "Perjalanan" karya Syahril Latif menggambarkan suasana dan pengalaman perjalanan yang melibatkan perasaan kesendirian dan kegelisahan dalam ...
Perjalanan

Gerimis di pagi hari. Kelabu
Stasiun kota kecil ini
lengang dan beku
Di restoran orang-orang mengopi
atau sarapan pagi
atau
duduk-duduk menanti
kereta api
semua menanti

Aku duduk di bangku panjang
koran di atas pangkuan
rokok di jari tangan
Sayup di ujung rel
dalam gerimis yang kelabu
bunyi pluit kereta api
melengking tinggi
Aku berdiri
harus berangkat lagi
sendiri
Sebuah kota. Dan sebuah kota lagi
Tak tahu kapan
harus berhenti

Sumber: Horison (Desember, 1969)

Analisis Puisi:

Puisi "Perjalanan" karya Syahril Latif menggambarkan suasana dan pengalaman perjalanan yang melibatkan perasaan kesendirian dan kegelisahan dalam konteks stasiun kereta api. Melalui deskripsi yang kuat tentang suasana pagi di stasiun, Syahril menghadirkan gambaran yang melibatkan tidak hanya elemen fisik, tetapi juga emosi dan refleksi pribadi.

Latar Tempat: Stasiun Kota Kecil

Puisi ini dibuka dengan deskripsi tentang stasiun kereta api di sebuah kota kecil pada pagi hari yang gerimis dan kelabu. Deskripsi ini menciptakan suasana yang lengang dan beku, di mana orang-orang duduk menunggu dengan penuh harapan. Stasiun kereta api sering kali menjadi metafora perjalanan hidup, di mana orang-orang berkumpul untuk melakukan perjalanan fisik dan emosional.

Atmosfer Gerimis dan Kesendirian

Gerimis yang turun di pagi hari memberikan latar belakang yang melankolis bagi suasana stasiun. Kesendirian terasa dalam kata-kata "lengang dan beku", mencerminkan perasaan kosong dan dingin yang mungkin dirasakan oleh penyair. Bunyi pluit kereta api yang melengking tinggi menghadirkan kontras dengan keheningan stasiun, menambahkan elemen dramatis dalam keheningan pagi.

Penggunaan Bahasa dan Citra

Syahril menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menggambarkan suasana stasiun dan perasaan penyair. Penggunaan kata-kata seperti "lengang", "bunyi pluit kereta api yang melengking tinggi", dan "dalam gerimis yang kelabu" menciptakan gambaran yang jelas bagi pembaca. Citra-citra ini tidak hanya menggambarkan situasi fisik, tetapi juga mengandung makna emosional yang dalam.

Refleksi Pribadi

Penyair duduk dengan koran di pangkuannya dan sebatang rokok di tangan, mencerminkan momen refleksi pribadi dalam keheningan stasiun. Penyair merenungkan perjalanan hidupnya, baik secara fisik maupun metaforis. Keputusasaan untuk berangkat sendirian dan ketidakpastian kapan harus berhenti menggambarkan perasaan kegelisahan dan ketidakpastian yang umum dirasakan dalam perjalanan hidup.

Tema Perjalanan Hidup

Tema perjalanan hidup menjadi pusat dari puisi ini. Dalam konteks stasiun kereta api yang sering kali menjadi simbol perubahan dan perjalanan, Syahril mengeksplorasi tema kesendirian, kegelisahan, dan harapan dalam perjalanan hidup. Penyair menunjukkan bahwa perjalanan tidak hanya fisik, tetapi juga perjalanan emosional dan spiritual yang terus berlanjut.

Puisi "Perjalanan" karya Syahril Latif adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan kesendirian, kegelisahan, dan refleksi dalam konteks perjalanan fisik dan metaforis. Melalui deskripsi yang kuat dan penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam, Syahril berhasil mengeksplorasi tema universal tentang perjalanan hidup dan makna di balik setiap langkah yang diambil. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang arti perjalanan dalam kehidupan mereka sendiri, serta menawarkan pengalaman emosional yang mendalam.

Puisi
Puisi: Perjalanan
Karya: Syahril Latif

Biodata Syahril Latif:
  • Syahril Latif lahir pada tanggal 3 Juni 1940 di Silungkang, Sumatera Barat.
  • Syahril Latif meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 1998 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.