Puisi: Napas Senin-Kamis (Karya Rusli Marzuki Saria)

Puisi "Napas Senin-Kamis" karya Rusli Marzuki Saria menghadirkan gambaran yang kaya akan nuansa alam dan kehidupan sehari-hari, sambil merenungkan ...
Napas Senin-Kamis

Tiap tahun kupotretkan wajah penuh tutuan
Senyum sinis badan penuh kudisan
Walau sinar bulanmuda lama tak singgah
Kelentong-kelenteng pedati berangkat dari desa

Di hati rindu lama tahun jadi tua
Kerisik berisik daun pisang disobek hari
Bunga dedap merah mekar di dada pejalan tua
Di kantong tenda pedati leguh-legah genta

Di hati duka lama tumbuh alang-alang
Bagai pandang kucing jantan diriku waspada
Sipongang siulmu di tengah padang
Ada janji tak dapat dimungkiri

Kukatakan nafas Senin-Kemis padamu
Tersisih dari pelajaran sekolah dan buku-buku
Terasa asing mengunci diri dalam kamar
Berburulah!

1963

Sumber: Horison (Oktober, 1969)

Analisis Puisi:

Puisi "Napas Senin-Kamis" karya Rusli Marzuki Saria menghadirkan gambaran yang kaya akan nuansa alam dan kehidupan sehari-hari, sambil merenungkan tema-tema eksistensial dan emosi manusia.

Tema dan Motif

  • Keseharian dan Alam: Puisi ini menciptakan suasana keseharian yang penuh dengan gambaran alam, seperti sinar bulanmuda, pedati berangkat dari desa, daun pisang, dan bunga dedap merah. Hal ini menunjukkan kedalaman hubungan penyair dengan alam sekitarnya.
  • Rindu dan Tua: Tema rindu terhadap masa lalu dan penuaan diungkapkan dengan lirik-lirik seperti "di hati rindu lama tahun jadi tua". Hal ini mencerminkan kerinduan yang mendalam terhadap kenangan masa lalu yang kian menghilang seiring berjalannya waktu.
  • Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini mencatat kehidupan sehari-hari dengan menggambarkan aktivitas seperti berangkatnya pedati dari desa, daun pisang yang disobek, dan pejalan tua yang membawa genta di kantong tenda. Ini menghadirkan nuansa kehidupan desa yang sederhana namun penuh makna.

Gaya Bahasa dan Struktur

  • Imaji: Saria menggunakan gambaran-gambaran alam dan objek-objek sehari-hari untuk menciptakan suasana yang kaya visual. Contohnya adalah bunga dedap merah yang mekar di dada pejalan tua, yang menggambarkan keindahan alam dan kehidupan yang terus berlangsung.
  • Personifikasi: Penggunaan personifikasi pada daun pisang yang "disobek hari" dan pandang kucing jantan yang "diriku waspada" menambahkan kedalaman pada puisi, menampilkan emosi dan sikap manusia terhadap alam dan lingkungan sekitar.
  • Struktur dan Ritme: Puisi ini terdiri dari beberapa bait pendek yang memberikan ritme yang lambat, mengundang pembaca untuk merenungkan setiap kata dan gambaran yang dihadirkan.

Pesan dan Makna

  • Keterikatan dengan Alam: Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan manusia dengan alam dan kehidupan sehari-hari yang sederhana namun penuh makna. Melalui deskripsi alam dan objek-objek sehari-hari, Saria menyoroti keindahan dan kompleksitas kehidupan di desa.
  • Kehidupan dan Penuaan: Tema penuaan dan nostalgia terhadap masa lalu menjadi benang merah yang menghubungkan seluruh bait puisi. Puisi ini menunjukkan bagaimana pengalaman hidup dan waktu dapat memberikan warna tersendiri dalam perjalanan manusia.
Puisi "Napas Senin-Kamis" karya Rusli Marzuki Saria adalah sebuah karya sastra yang kaya akan gambaran alam dan kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan bahasa yang kaya akan imaji dan nuansa alam, Saria berhasil menciptakan sebuah puisi yang mengundang pembaca untuk merenungkan tentang keseharian, hubungan dengan alam, dan makna kehidupan. Tema penuaan dan nostalgia memberikan kedalaman emosional pada puisi ini, sementara penggunaan bahasa yang menggugah imajinasi menjadikan karya ini memikat untuk dinikmati dan diresapi oleh pembaca.

Puisi Rusli Marzuki Saria
Puisi: Napas Senin-Kamis
Karya: Rusli Marzuki Saria

Biodata Rusli Marzuki Saria:
  • Rusli Marzuki Saria lahir pada tanggal 26 Februari 1936 di Kamang, Bukittinggi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.