Puisi: Laut Malam (Karya Syahril Latif)

Puisi "Laut Malam" karya Syahril Latif menggambarkan suasana malam di tepi laut, sambil mengaitkan keindahan alam dengan perasaan batin yang penuh ...
Laut Malam

Di luar kamar hotelku
ada laut dalam kelam
gelisah resah tak berkeputusan
Nyanyian sepanjang abad
menggapai-gapai pintu kamarku
tapi aku tak ingin berlaut
memikirkanmu
Lautlah kau sendiri: Sepi

Sumber: Horison (Desember, 1969)

Analisis Puisi:

Puisi "Laut Malam" karya Syahril Latif menggambarkan suasana malam di tepi laut, sambil mengaitkan keindahan alam dengan perasaan batin yang penuh kegelisahan dan kesepian. Melalui deskripsi yang sederhana namun penuh makna, Syahril menciptakan suasana yang menggugah dan mendalam.

Suasana Malam di Tepi Laut

Puisi ini dimulai dengan deskripsi tempat yang sederhana namun sugestif: "Di luar kamar hotelku ada laut dalam kelam." Kalimat ini langsung membawa pembaca ke suasana malam yang gelap dan misterius di tepi laut. Kata "kelam" memberikan kesan kegelapan dan ketidakpastian, menciptakan suasana yang penuh misteri.

Kegelisahan dan Ketidakpastian

Laut dalam puisi ini digambarkan sebagai sesuatu yang gelisah dan tak berkeputusan: "gelisah resah tak berkeputusan." Gelombang laut yang terus bergerak menggambarkan perasaan batin yang tidak tenang dan selalu berubah. Laut yang gelisah ini bisa diartikan sebagai refleksi dari kegelisahan dalam diri penyair.

Nyanyian Abadi

Kalimat "Nyanyian sepanjang abad menggapai-gapai pintu kamarku" menambahkan dimensi waktu pada kegelisahan tersebut. Laut yang bernyanyi sepanjang abad menggambarkan sesuatu yang abadi dan tak berubah, namun tetap menggugah perasaan. Nyanyian laut yang terus-menerus ini menambah kesan keabadian dan ketidakberdayaan manusia di hadapan alam.

Penolakan dan Kesepian

Meskipun terdengar nyanyian laut yang memanggil, penyair menyatakan "tapi aku tak ingin berlaut memikirkanmu." Penolakan ini menunjukkan bahwa meskipun ada panggilan dari luar, ada sesuatu yang menghalangi penyair untuk terjun ke dalamnya. Penyair memilih untuk tetap berada di dalam kamar, terisolasi dari dunia luar, mungkin karena memori atau perasaan yang menyakitkan.

Laut sebagai Metafora Kesepian

Penutup puisi ini menyatakan: "Lautlah kau sendiri: Sepi." Di sini, laut digunakan sebagai metafora untuk kesepian yang dirasakan oleh penyair. Laut yang luas dan gelap menggambarkan perasaan sepi yang mendalam dan tak terbatas. Dengan menyamakan laut dengan kesepian, Syahril menyampaikan bahwa kesepian itu luas, mendalam, dan tak terukur.

Puisi "Laut Malam" adalah puisi yang menggabungkan deskripsi alam dengan perasaan batin yang penuh kegelisahan dan kesepian. Melalui penggambaran laut yang gelisah dan nyanyian abadi yang menggapai pintu, Syahril Latif menciptakan suasana yang menggugah dan mendalam. Penolakan untuk "berlaut" menunjukkan bahwa ada sesuatu yang menghalangi penyair untuk terjun ke dalam kenangan atau perasaan tersebut, memilih untuk tetap terisolasi.

Puisi ini menunjukkan bagaimana alam bisa menjadi cermin dari perasaan manusia, dan bagaimana kesepian bisa terasa sebesar dan sedalam laut. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Syahril menyampaikan pesan bahwa kesepian adalah perasaan yang universal dan mendalam, yang bisa dirasakan bahkan di tengah keindahan alam.

Puisi
Puisi: Laut Malam
Karya: Syahril Latif

Biodata Syahril Latif:
  • Syahril Latif lahir pada tanggal 3 Juni 1940 di Silungkang, Sumatera Barat.
  • Syahril Latif meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 1998 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.