Puisi: Kepada Adik-Adikku yang Tercinta (Karya Edijushanan)

Puisi “Kepada Adik-Adikku yang Tercinta” karya Edijushanan mengungkapkan pesan-pesan mendalam tentang kerinduan, kasih sayang, dan keteguhan.
Kepada Adik-Adikku yang Tercinta

dengan kerinduan kita bicara tentang hari-hari yang silam
dengan kerinduan kita bangunkan mimpi-mimpi yang tenggelam
kehidupan betapa nyaman bila diresapkan
setapak demi setapak kaki pun melangkahkan sarat tangan

andaikata kau menuntut tentang hari kebangkitan
tentang rumah yang sederhana dan keluarga yang cerah gembira
jangan takut sayang, tuhan beserta kita
kepercayaan pun nyala bersama keyakinan

endapkan segala keharuan, endapkan merih yang menyerpih diri
jangan kau tangisi lembaran-lembaran yang terkulai mati
kita peringati untuk kita bangunkan amanat yang terkandung di dalam
demi tanggungjawab yang kita warisi dengan sendatan airmata

apabila kau terkenang dan teringat pada yang tiada
pada ayahanda yang telah memberi kita hari-hari bahagia
bukalah tangan sayang, dekatkan hati pada tuhan dengan tulus dan putih
demi cinta kita padanya, panjatkan doa yang salih

cuma yang harus kita ingat, hidup adalah pergulatan
hidup adalah perjoangan, dimana tantangan-tantangan hadir selalu
maka dengan apa yang kita hadapi kini, kita pun berjoang
sebab kerja adalah perang, keringat mengalir berdebu

dengan kerinduan kita bicara hari-hari yang silam
dengan kerinduan kita bangunkan mimpi-mimpi yang tenggelam
demi tanggungjawab yang kita warisi, mari kita berjalan
tuhan dan muhammad beserta kita

Sumber: Horison (April, 1967)

Analisis Puisi:

Puisi “Kepada Adik-Adikku yang Tercinta” karya Edijushanan adalah sebuah karya yang menyentuh dan penuh makna, yang mengungkapkan rasa kerinduan, kasih sayang, dan pesan motivasi untuk anggota keluarga, khususnya adik-adik penulis. Dengan menggunakan bahasa yang penuh emosi dan simbolik, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung dan menghargai hubungan keluarga, kepercayaan, dan tekad dalam menghadapi kehidupan.

Tema dan Makna

  • Kerinduan dan Kenangan Masa Lalu: Puisi ini dimulai dengan ungkapan kerinduan akan masa lalu, di mana penulis mengajak adik-adiknya untuk membicarakan hari-hari yang telah berlalu dan menghidupkan kembali mimpi-mimpi yang mungkin telah terlupakan. Frasa “dengan kerinduan kita bicara tentang hari-hari yang silam” mencerminkan keinginan untuk meresapi kembali kenangan-kenangan indah dan berharga yang telah dilalui bersama keluarga.
  • Keluarga dan Kepercayaan: Penulis mengingatkan pentingnya nilai-nilai keluarga dan kepercayaan dalam menghadapi tantangan hidup. “Jangan takut sayang, tuhan beserta kita” adalah sebuah penghiburan dan dorongan agar adik-adiknya tetap yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu mendampingi mereka. Konsep rumah yang sederhana dan keluarga yang cerah menggambarkan keharmonisan dan kebahagiaan dalam kesederhanaan, yang harus dijaga dan dilestarikan.
  • Keteguhan dan Tanggung Jawab: Puisi ini juga menggarisbawahi pentingnya keteguhan dan tanggung jawab dalam hidup. “Hidup adalah pergulatan, hidup adalah perjuangan” mencerminkan pandangan bahwa kehidupan penuh dengan tantangan dan perjuangan yang harus dihadapi dengan keberanian dan kerja keras. Penulis mendorong adik-adiknya untuk tidak menyerah dan terus berjuang, meskipun menghadapi berbagai kesulitan.
  • Menghormati dan Mendoakan Orang Tua: Penulis mengingatkan adik-adiknya untuk menghormati dan mendoakan orang tua, terutama ayahanda yang telah memberikan kebahagiaan dan kenangan berharga. “Bukalah tangan sayang, dekatkan hati pada Tuhan dengan tulus dan putih” adalah ajakan untuk terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai bentuk penghormatan dan kasih sayang terhadap orang tua.

Gaya Bahasa dan Teknik Puitis

  • Penggunaan Bahasa Emosional: Edijushanan menggunakan bahasa yang emosional dan penuh perasaan untuk menyampaikan pesan-pesannya. Pilihan kata seperti “kerinduan,” “keharuan,” dan “airmata” memperkuat nuansa mendalam dari puisi ini. Bahasa yang digunakan tidak hanya sekadar menyampaikan pesan, tetapi juga mengungkapkan perasaan yang mendalam dan kuat.
  • Metafora dan Simbolisme: Puisi ini banyak menggunakan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Misalnya, “hidup adalah pergulatan” dan “kerja adalah perang” adalah metafora yang menggambarkan tantangan dan usaha dalam hidup. Simbolisme ini mengaitkan perjuangan sehari-hari dengan aspek lebih besar dari kehidupan dan spiritualitas.
  • Repetisi dan Penekanan: Pengulangan frasa seperti “dengan kerinduan kita bicara” dan “dengan kerinduan kita bangunkan” memberikan ritme dan kekuatan pada puisi ini. Penekanan pada kata-kata tertentu membantu menegaskan pesan inti puisi, yakni pentingnya kenangan, keluarga, dan perjuangan dalam hidup.
  • Bahasa yang Terpadu dan Harmonis: Bahasa puisi ini juga terbilang harmonis dan terstruktur dengan baik, menciptakan aliran yang menyentuh dan mengalir. Penggunaan kalimat-kalimat yang terhubung secara alami menghindari kesan kaku dan memudahkan pembaca untuk merasakan emosi yang disampaikan.
Puisi “Kepada Adik-Adikku yang Tercinta” karya Edijushanan adalah sebuah karya yang menyentuh hati, yang mengungkapkan pesan-pesan mendalam tentang kerinduan, kasih sayang, dan keteguhan. Dengan bahasa yang emosional dan simbolis, puisi ini tidak hanya menceritakan tentang kenangan dan keluarga, tetapi juga mengingatkan tentang pentingnya kepercayaan, tanggung jawab, dan usaha dalam menghadapi kehidupan.

Pesan puisi ini relevan bagi siapa saja yang pernah merasakan kerinduan terhadap masa lalu, menghadapi tantangan, dan berusaha menghargai nilai-nilai keluarga serta kepercayaan. Puisi ini mengajak pembaca untuk terus berjuang, menghormati orang tua, dan mendekatkan diri kepada Tuhan, sembari tetap menghargai dan merayakan kenangan indah bersama orang-orang tercinta.

Puisi Edijushanan
Puisi: Kepada Adik-Adikku yang Tercinta
Karya: Edijushanan

Biodata Edijushanan:
  • Edijushanan (ejaan yang disempurnakan Ediyushanan) lahir di Karang Tengah, Cirebon, Jawa Barat, pada tanggal 6 Agustus 1940.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.