Puisi: Kecelakaan (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Kecelakaan" karya Ajip Rosidi menciptakan gambaran kehidupan yang penuh ketidakpastian dan kejutan tiba-tiba.
Kecelakaan
kepada pat

kemungkinan-kemungkinan yang luruh
potongan-potongan harapan
dan cinta yang menyeluruh
bisakah direntakkan?

kejadian tiba-sentak di nadiku
kesempatan buat tawa
kesempatan buat airmata
atau hasil perhitungan-perhitungan dulu

dalam asa cemas rasa
dan dalam asa harap rasa
bagiku kengerian-kengerian membisukan

yang tinggal satu kemungkinan
untuk bisa diresap-rasakan
kubasuh cuci tangan kau kupapahkan

Sumber: Ketemu di Jalan (1956)

Analisis Puisi:
Puisi "Kecelakaan" karya Ajip Rosidi menciptakan gambaran kehidupan yang penuh ketidakpastian dan kejutan tiba-tiba. Dalam analisis ini, kita akan mengeksplorasi beberapa elemen kunci yang membentuk pesan dan makna dalam puisi ini.

Kemungkinan-Kemungkinan yang Luruh: Penyair membuka puisi dengan pertanyaan retoris tentang apakah kemungkinan-kemungkinan yang luruh dapat direntangkan kembali. Ini menggambarkan suasana kehidupan yang penuh dengan ketidakpastian dan perubahan mendadak.

Potongan-Potongan Harapan dan Cinta: Penggunaan kata "potongan-potongan" merujuk pada kerapuhan harapan dan cinta. Puisi menyoroti bahwa kehidupan seringkali memberikan pukulan yang menghancurkan ekspektasi dan cinta, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah itu dapat direkonstruksi.

Kecelakaan sebagai Realitas Kehidupan: Puisi merujuk pada kejadian tiba-sentak sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecelakaan di sini bukan hanya dalam konteks fisik, tetapi juga sebagai metafora untuk kejutan-kejutan tak terduga yang dapat merubah arah hidup seseorang.

Kesempatan untuk Tawa dan Airmata: Penyair menyajikan dua kemungkinan reaksi terhadap kejadian tiba-sentak: tawa dan airmata. Ini mencerminkan dualitas kehidupan, di mana kejutan bisa membawa kegembiraan atau kesedihan. Puisi menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana kita merespon peristiwa tak terduga tersebut.

Perhitungan-Perhitungan Dulu: Penggunaan frase "perhitungan-perhitungan dulu" mengacu pada pendekatan rasional dan analitis dalam menghadapi kehidupan. Ini menunjukkan bahwa seseorang seringkali melakukan perhitungan untuk menghadapi ketidakpastian, mencari pemahaman atau kontrol.

Asa Cemas dan Asa Harap: Puisi menyentuh perasaan asa cemas dan asa harap dalam menghadapi kejadian tiba-sentak. Ini menciptakan dinamika emosional yang kompleks, menyoroti kerentanan manusia terhadap kejutan hidup.

Kengerian-Kengerian Membisukan: Ekspresi "kengerian-kengerian membisukan" menciptakan suasana ketakutan yang mendalam. Kengerian dihadirkan sebagai kekuatan yang bisa memadamkan suara dan meresap dalam hati nurani.

Cuci Tangan: Puisi diakhiri dengan gambaran tindakan mencuci tangan, yang dapat diartikan sebagai simbol membersihkan diri dari dampak kejadian tiba-sentak. Tindakan papah tangan menjadi tindakan pengakhiran atau penyelesaian.

Puisi "Kecelakaan" menghadirkan pandangan yang realistis dan introspektif terhadap kehidupan yang tidak terduga. Dengan mengeksplorasi berbagai kemungkinan dan reaksi terhadap kejutan, Ajip Rosidi membangun puisi yang memprovokasi pemikiran tentang keseimbangan hidup di antara ketidakpastian dan perubahan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Kecelakaan
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.