Puisi: Kamar (Karya Syahril Latif)

Puisi "Kamar" karya Syahril Latif menghadirkan gambaran yang sederhana namun memikat tentang pengalaman pribadi dan persepsi akan lingkungan sekitar.
Kamar

Di sini ada sebuah jendela
Dimana berkaca sepotong langit
Langit kotaku

Dalam berbaring aku memandang keluar
Adalah biru langit kotaku
Musim apakah kini gerangan?
Di jendela jatuh sehelai daun gugur

Sumber: Horison (Desember, 1969)

Analisis Puisi:

Puisi "Kamar" karya Syahril Latif menghadirkan gambaran yang sederhana namun memikat tentang pengalaman pribadi dan persepsi akan lingkungan sekitar.

Deskripsi Jendela sebagai Pusat Perhatian

Puisi ini dimulai dengan fokus pada sebuah jendela yang menjadi pusat perhatian penyair. Jendela tersebut menjadi medium untuk melihat "sepotong langit", yang kemudian didefinisikan sebagai "langit kotaku". Ini menunjukkan bahwa jendela bukan hanya sebagai pembatas antara dalam dan luar ruangan, tetapi juga sebagai penjendela pandang terhadap dunia luar yang secara simbolis merupakan bagian dari kehidupan penyair.

Nuansa Warna dan Persepsi Alam

Warna biru mendominasi deskripsi puisi ini, dengan langit biru dan kaca jendela biru yang menciptakan suasana yang tenang dan reflektif. Merpati yang terlihat dalam "kaca biru" menjadi simbol kedamaian dan keanggunan alam yang hadir di dalam ruangan, sekaligus menyoroti hubungan antara alam dan kehidupan sehari-hari.

Pergantian Musim dan Isyarat Alam

Puisi ini menyinggung pertanyaan tentang musim yang sedang berlangsung, dengan mencatat daun yang gugur di luar jendela. Hal ini menggambarkan perubahan alam yang tidak hanya fisik, tetapi juga emosional atau psikologis yang mungkin dialami penyair. Daun yang gugur dapat diinterpretasikan sebagai simbol pergantian waktu atau perubahan dalam kehidupan penyair.

4. Makna Kesendirian dan Refleksi
Kamar dalam puisi ini bukan hanya sebagai tempat fisik, tetapi juga sebagai ruang untuk merenung dan mengamati alam. Pemandangan dari jendela mengajak penyair untuk berkontemplasi tentang kehidupan, waktu, dan hubungan dengan lingkungan sekitar. Kesendirian penyair dalam "berbaring aku memandang keluar" menciptakan nuansa introspektif yang mengundang pembaca untuk ikut merasakan suasana dan pikiran penyair.

Gaya Bahasa yang Sederhana namun Mendalam

Syahril Latif menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna dalam puisi ini. Deskripsi tentang jendela, langit, dan alam sekitar memberikan gambaran yang jelas dan mendalam tentang pengalaman penyair. Penggunaan kata-kata seperti "sepotong langit", "kaca biru", dan "daun gugur" memberikan warna yang khas dalam menggambarkan suasana yang dirasakan oleh penyair.

Puisi "Kamar" karya Syahril Latif adalah sebuah karya yang menghadirkan gambaran tentang pengalaman pribadi penyair dalam merenungkan alam dan musim yang berganti. Melalui deskripsi jendela sebagai titik fokus, puisi ini mengundang pembaca untuk menenggelamkan diri dalam refleksi tentang kehidupan, waktu, dan perubahan alam. Syahril Latif berhasil menciptakan suasana yang tenang dan reflektif dalam karya ini, dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun sarat dengan makna yang mendalam.

Puisi
Puisi: Kamar
Karya: Syahril Latif

Biodata Syahril Latif:
  • Syahril Latif lahir pada tanggal 3 Juni 1940 di Silungkang, Sumatera Barat.
  • Syahril Latif meninggal dunia pada tanggal 7 Februari 1998 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.