Puisi: Jerit Korban Corona (Karya Ahmad Yani AZ)

Puisi: Jerit Korban Corona Karya: Ahmad Yani AZ
Jerit Korban Corona


Yang di sana
yang di sini dan dimana-mana
Tak henti tengadah 
Jiwa segala jiwa berlari mengejar kelaparan memeluk rupiah-rupiah sunyi
Corona semakin pecahkan, pekakkan telinga dunia
Map segala map berserakan di tong sampah
Tali-tali PHK semakin menggantung di pohon kosong
Air mata segala jiwa hanya bisa bisu menatap keranda dan pusara
Membanjiri tanah-tanah merah dan sirene-sirene ambulance meski berselimut APD
Tangan segala tangan bagai sudah tak sanggup
Meski satu kesatuan semakin bangkit memutus urat nadinya di antara masih ada yang terkapar dan terpapar
Ooooookh ... dimanakah dan kemanakah jalan keluar
Semakin sempit berpijak dan melangkah seperti hilang arah di negeri antah berantah
Corona semakin melilit tubuh-tubuh kehidupan
Tangis dan talqin bersahutan
Runtuh tersengal segala nafas
Menghitung hari
Mengusung waktu
Meski berdiam di rumah saja berkarya, bekerja, beribadah
Semakin pedih dan perih
Semoga segera berakhir ujian ini
Ya Rob...
Ya Azhmul Zatti
Izinkan dan tuntun langkah kami untuk kembali menatap kehidupan yang lebih baik,
Meski sejenak Corona menikam tajam kebersamaan


Kuala Tungkal, 23 Mei 2020/Pukul. 09.55 WIB


Puisi Ahmad Yani AZ
Puisi: Jerit Korban Corona
Karya: Ahmad Yani AZ

Biodata Ahmad Yani AZ:

Ahmad Yani AZ lahir di Kuala Tungkal (Bungsu dari 9 bersaudara, 11 Februari 1969. Sejak kelas 4 SD sudah mulai mencoba untuk terjun ke dunia kepenulisan dan sampai SLTA maupun saat melanjutkan studi pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta sampai sekarang ini. Yang pada waktu itu mengikuti test pada Universitas Jambi, IKIP Karang Malang dan Institut Seni Indonesia Jurusan Tari, justru lulus pada Akademi Komunikasi Jurnalistik Yogyakarta (tahun 1993).

Di samping menekuni dunia kepenulisan, juga sambil aktif mengisi waktu masuk di sanggar Natya Lakshita Yogyakarta pimpinan Didik Nini Thowok (3 bulan) dan LPK. Kepenyiaran Radio & TV (Jurusan Kepenulisan Naskah 1994).

Selesai di Akademi Komunikasi Yogyakarta dan kembali ke kampung halaman, kemudian menjadi Freelance Journalist (dan magang) di Harian Independent (yang sekarang Jambi Independent) kemudian aktif menulis di rubrik opini dan budaya di Pos Metro, Jambi Ekspres dan sempat menjadi Kabiro/Reporter Mingguan Jambi Post (1998-2000), Pimred Bulletin Poltik KIN RADIO (2004), kemudian diminta menjadi staf redaksi Mingguan Media Pos Medan (lebih kurang 1,5 tahun: 2002), Wakil Sekretaris Pincab. Pemuda Panca Marga (2001–2014), Bagian Seni Budaya/Pariwisata Pemuda Panca Marga Tanjab Barat 2014-2018 dan 2009-2012 Freelance Journalist: Harian Radar Tanjab, Pos Metro, Jambi Eks, Jambi Independent, Infojambi, Tipikor Meda, Harian Jambi, Tribun, Staf Disporabudpar Tanjab Barat (November 2014 sampai sekarang Wartawan/Pengasuh Rubrik Seni dan Sastra Harian Tungkal Post). Putra bungsu H. Ahmad Zaini (Tokoh Pejuang/Anggota Veteran, Anggota Laskar Hisbullah, Barisan Selempang Merah & Saksi/Pelaku Sejarah).

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.