Generasi
bergembiralah kau anak kecil
dengan boneka-bonekamu yang mungil
yang kau sayang dan kau timang-timang
dalam duniamu yang cerlang.
jalanan kini dipapah
dengan kasih ibu dan ayah
sementara usiamu kembang
menggarap masa datang.
bermainlah kau anak kecil
dengan permainanmu yang jenaka
yang mengukir wajah dunia
dengan seribu pelita rahsia.
hidupmu kini kami belai
dengan usapan tangan-tangan kebenaran
menunggu waktumu sampai
melarutkan diri ke-alam kenyataan.
berpikirlah kau anak kecil
dengan pikiranmu yang sederhana
tentang keanehan sebuah bintang
yang melontarkan cahaya kedip-Nya.
kesehatan tubuh dan jiwamu kami jaga
dari penyakit dan racun-racun pemikiran berbisa
semoga nanti badan-jiwamu kuat sehat
menantang kehidupan dunia yang sarat.
tidurlah kau anak kecil
tidurlah, dengan mimpi-mimpimu yang jernih
walaupun kami tak juga nyenyak tidur
menahan lapar dan kerja yang letih.
Sumber: Horison (April, 1968)
Analisis Puisi:
Puisi "Generasi" karya Rusli A. Malem membawa pembaca ke dalam dunia kecil anak-anak yang penuh keceriaan, namun juga menyiratkan perjalanan dan perjuangan menuju kedewasaan.
Kehidupan Anak-Anak: Puisi dibuka dengan gambaran keceriaan anak-anak yang bergembira dengan boneka-boneka mungil. Ini menciptakan suasana hangat dan penuh kasih di dunia anak-anak.
Permainan dan Pengukiran Dunia: Anak-anak diminta untuk bermain dengan permainan yang jenaka, yang "mengukir wajah dunia dengan seribu pelita rahsia." Ini bisa diartikan sebagai kreativitas dan peran generasi muda dalam membentuk masa depan.
Pergulatan dan Perjuangan: Meskipun terdapat keceriaan, puisi juga mencerminkan pergulatan anak-anak yang menjalani hidup dan usaha mereka untuk tumbuh menjadi generasi yang kuat dan cerdas.
Panggilan untuk Berpikir Sederhana: Anak-anak diminta untuk berpikir dengan pikiran sederhana, merenungkan keanehan bintang yang melontarkan cahaya. Ini dapat diartikan sebagai dorongan untuk tetap mempertahankan kepolosan dan kejujuran.
Kesehatan Tubuh dan Jiwa: Puisi merangkum harapan untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwa anak-anak dari penyakit dan racun pemikiran. Ini mencerminkan peran orang dewasa dalam mendukung dan melindungi generasi muda.
Tidur dengan Mimpi-Mimpi Jernih: Anak-anak didorong untuk tidur dengan mimpi-mimpi yang jernih, sementara puisi menyiratkan bahwa orang dewasa mengalami kesulitan tidur karena berbagai tantangan hidup.
Penantian Menuju Kedewasaan: Puisi merentangkan harapan bahwa anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang kuat dan mampu menghadapi kompleksitas kehidupan dunia.
Ironi Kehidupan Orang Dewasa: Puisi mengeksplorasi ironi bahwa sementara anak-anak tidur dengan nyenyak, orang dewasa mungkin merasakan ketidaknyamanan, kelaparan, dan letih dalam perjalanan hidup mereka.
Puisi "Generasi" oleh Rusli A. Malem menciptakan naratif tentang masa kecil yang penuh harapan dan keberanian, sambil menyoroti tantangan dan perjuangan yang melekat dalam perjalanan menuju kedewasaan.
Puisi: Generasi
Karya: Rusli A. Malem
Biodata Rusli A. Malem:
- Rusli A. Malem lahir pada tanggal 27 November 1942 di desa Lhok Nibong, Aceh.