Puisi: Dua Sajak Pegunungan Libanon (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Dua Sajak Pegunungan Libanon" karya Taufiq Ismail mengundang pembaca untuk merenungkan kompleksitas hubungan manusia dengan dunia ...
Dua Sajak Pegunungan Libanon

Sampaikan 
kepada 
Gadis 
Tetangga
 
Itu

Sampaikan kepada gadis tetangga itu
Yang menitipkan hatinya padaku
Katakan padanya: telah aku jual Firdausnya
Dengan harga murah

Dan aku bersandar di sini. Nyanyi
Pada pintu bar.

Jemari

Perempuan dengan mata hijau
Yang memetiki mawar kuning
Semuanya janji
Di musim semi
Kehilangan jemari, antara serba bunga
Dan menariki ujung-ujungnya
Dengan kuncup mawar.

Sumber: Media (Februari, 1958)

Analisis Puisi:

Puisi "Dua Sajak Pegunungan Libanon" karya Taufiq Ismail menghadirkan dua sajak yang singkat namun sarat dengan makna dan pemikiran yang mendalam. Dalam kedua sajak ini, penulis mengeksplorasi tema-tema seperti cinta, kehilangan, dan perubahan dengan bahasa yang sederhana namun penuh dengan simbolisme.

Sampaikan kepada Gadis Tetangga Itu

Sajak pertama menggambarkan perasaan penjual yang telah menjual "Firdausnya dengan harga murah" kepada gadis tetangga. Firdaus merupakan simbol surga dalam tradisi Islam, sehingga penjualan "Firdaus" secara metaforis menunjukkan pengorbanan atau kesetiaan yang telah dilakukan penjual untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan orang lain, dalam hal ini gadis tetangga.

Namun, dalam konteks penjualan tersebut, terdapat kesan ironis karena penjual merasa bahwa harga yang diterima sangatlah rendah, seolah-olah tidak setimpal dengan nilai Firdaus yang seharusnya. Pada akhir sajak, penjual bersandar di tempatnya dan "nyanyi pada pintu bar," mungkin sebagai ungkapan dari kesedihan atau kekecewaan yang dirasakannya.

Jemari

Sajak kedua menggambarkan perempuan dengan mata hijau yang kehilangan jemarinya ketika memetik mawar kuning di musim semi. Peristiwa ini bisa dimaknai sebagai suatu kejadian yang dramatis dan penuh dengan ironi. Meskipun musim semi adalah musim yang dianggap sebagai masa kebangkitan dan keindahan alam, namun perempuan ini kehilangan jemarinya, simbol kepekaan dan keindahan, saat melakukan tindakan yang seharusnya menyenangkan.

Kehilangan jemari ini menciptakan kontras yang kuat dengan suasana musim semi yang indah dan menjanjikan. Di sisi lain, jemari yang hilang juga bisa diartikan sebagai kehilangan kemampuan atau keindahan yang dimiliki perempuan tersebut, dan menarik benang merah dengan tema kehilangan yang tersirat dalam sajak pertama.

Puisi "Dua Sajak Pegunungan Libanon" karya Taufiq Ismail adalah kumpulan puisi yang menarik untuk dianalisis. Melalui kedua sajaknya, Taufiq Ismail menyajikan gambaran yang mendalam tentang tema cinta, kehilangan, dan perubahan. Dengan bahasa yang sederhana namun sarat dengan makna dan simbolisme, puisi-puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan kompleksitas hubungan manusia dengan dunia sekitarnya, serta perasaan-perasaan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Dua Sajak Pegunungan Libanon
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.