Puisi: Dari Diammu (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Dari Diammu" karya Ajip Rosidi mengajak pembaca untuk belajar dari ketenangan dan memahami bahwa semua peristiwa dalam hidup adalah bagian ...
Dari Diammu

Dari diammu aku hendak belajar jadi bijaksana

Gunung yang menyaksikan segala peristiwa
tidak beranjak karena ada bencana
atau melonjak karena gembira

Perpisahan atau pertemuan
bagian dari ketentuan

Kelahiran dan kematian
bagian dari kehidupan

Tidak kagetan melihat keanehan

Tidak ada lagi sesuatu yang ajaib
karena telah memahami rahasia gaib
menjadi arif

Dari diammu aku belajar bijaksana

Sumber: Nama dan Makna (1988)

Analisis Puisi:

Puisi "Dari Diammu" karya Ajip Rosidi menyajikan sebuah refleksi mendalam tentang kebijaksanaan dan penerimaan hidup. Dalam puisi ini, Ajip menggunakan gambaran alam dan filsafat untuk menyampaikan pesan tentang sikap yang tenang dan arif dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan.

Kebijaksanaan dan Ketenangan

"Dari diammu aku hendak belajar jadi bijaksana"

Puisi ini dimulai dengan pernyataan bahwa penulis ingin belajar kebijaksanaan dari "diammu". Dalam konteks ini, "diammu" tidak hanya merujuk pada keheningan fisik, tetapi juga pada sikap mental yang tenang dan penuh pertimbangan. Ajip menggambarkan kebijaksanaan sebagai hasil dari pengamatan yang tenang dan reflektif, menunjukkan bahwa ketenangan dapat membawa pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan.

Simbolisme Alam

"Gunung yang menyaksikan segala peristiwa / tidak beranjak karena ada bencana / atau melonjak karena gembira"

Gunung di sini melambangkan kestabilan dan ketenangan. Sebagai saksi bisu dari berbagai peristiwa, gunung tidak terpengaruh oleh perubahan emosi atau situasi. Ini mencerminkan sikap yang diinginkan penulis—tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh perubahan eksternal. Gunung menjadi simbol kebijaksanaan yang tidak terombang-ambing oleh kegembiraan atau kesedihan.

Penerimaan dan Kearifan

"Perpisahan atau pertemuan / bagian dari ketentuan / Kelahiran dan kematian / bagian dari kehidupan"

Dalam puisi ini, Ajip menekankan penerimaan terhadap aspek-aspek tak terhindarkan dari kehidupan seperti perpisahan, pertemuan, kelahiran, dan kematian. Dengan menyadari bahwa semua ini adalah bagian dari ketentuan dan siklus kehidupan, seseorang dapat mengembangkan sikap yang lebih arif dan tidak mudah terkejut oleh peristiwa-peristiwa kehidupan.

Pemahaman dan Arif

"Tidak kagetan melihat keanehan / Tidak ada lagi sesuatu yang ajaib / karena telah memahami rahasia gaib / menjadi arif"

Ajip menyiratkan bahwa pemahaman mendalam tentang rahasia kehidupan dan ketidakstabilan alam akan menghilangkan rasa keheranan dan kekagetan. Dengan memahami "rahasia gaib" dan siklus alami kehidupan, seseorang dapat mencapai kearifan. Kearifan ini ditandai dengan kemampuan untuk melihat segala sesuatu dengan perspektif yang lebih luas dan lebih tenang.

Interpretasi dan Konteks

  • Kearifan dari Ketenangan: Puisi ini mengajak pembaca untuk mencari kebijaksanaan melalui ketenangan dan refleksi. Dengan memposisikan diri sebagai pengamat yang tidak terpengaruh oleh dinamika eksternal, seseorang dapat belajar menerima dan memahami peristiwa kehidupan dengan lebih baik. Ketenangan, seperti yang diwakili oleh gunung, adalah kunci untuk mengembangkan sikap arif dan bijaksana.
  • Filsafat Kehidupan: "Dari Diammu" mencerminkan filosofi kehidupan yang menekankan penerimaan terhadap hal-hal yang tak dapat diubah dan pemahaman tentang siklus alami kehidupan. Sikap yang diusulkan oleh puisi ini adalah menerima kenyataan dengan lapang dada dan menghindari kegembiraan atau kesedihan yang berlebihan. Ini adalah pandangan yang sejalan dengan banyak ajaran filsafat timur yang menekankan ketenangan batin dan penerimaan.
  • Koneksi dengan Alam: Penggunaan simbol gunung dan sikap tidak terpengaruh oleh perubahan emosional menunjukkan keterhubungan antara manusia dan alam. Alam, dalam puisi ini, berfungsi sebagai contoh ideal dari kestabilan dan ketenangan yang diharapkan oleh penulis. Ini mencerminkan keyakinan bahwa dengan memahami dan meniru sikap alam, manusia dapat mencapai kebijaksanaan dan kedamaian batin.
Puisi "Dari Diammu" karya Ajip Rosidi adalah karya yang mengandung filosofi mendalam tentang kebijaksanaan dan penerimaan. Dengan menggunakan simbolisme alam dan sikap tenang, Ajip mengajak pembaca untuk belajar dari ketenangan dan memahami bahwa semua peristiwa dalam hidup adalah bagian dari siklus alami yang tidak perlu diganggu gugat. Puisi ini menyoroti pentingnya sikap arif dan penerimaan dalam mencapai kedamaian batin dan kebijaksanaan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Dari Diammu
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.