Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Dalam Gua Hira (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Dalam Gua Hira" karya Ajip Rosidi mengangkat tema kehidupan spiritual dan pencarian makna yang mendalam. Dengan menggunakan bahasa yang ...
Dalam Gua Hira

Kalau dia jauhi hidup duniawi
bukan lantaran takkan kembali.

Kepada siapakah dia akan mengadu
kalau bukan kepada Yang Satu?

Tapi mengapa langit kelu
dan sawang mendinding bisu?

Hanya gema gairah maksiat
yang samar terdengar.

Tidakkah ada hidup lain
dari pada yang penuh kutuk keji bukan main?

Bintang dan bulan yang berlayar tenang
menjanjikan ada alam di balik alam semesta
Ada kehidupan di balik hidup kasat mata
Bukti kekuasaan Maha Pencipta.

Cakrawala luas membentang
mencium ufuk kelabu.

Tidak adakah petunjuk
meski hanya bisik-bujuk?
Tidak adakah cinta
yang 'kan menyelamatkan sesama manusia?

Begitu murkakah Tuhan
sehingga dunia akan ditenggelamkan
larut dalam kiamat
dan tak seorang pun akan selamat?

Dicarinya dalam keheningan hati
asal mula segala jadi.

Apakah tujuan segala?
Dan akhirnya bagaimana?
Apa pula peranan manusia
dalam hidup sementara di dunia?

Dalam ketenangan yang abadi
dia menemukan pangkal semua
rahasia penciptaan semesta.

"Bacalah!" samar-samar datang perintah.
"Tak bisa kubaca aksara!"
"Bacalah! Dengan nama Tuhanmu, bacalah!"
"Tak bisa kubaca aksara, tak bisa!"
"Bacalah! Dengan nama Tuhanmu
yang menciptakan manusia dari segumpal darah..."

Lalu bibir yang kering itu
bergerak mengulangi. Berkali-kali
sehingga terukir dalam hati.

1982

Sumber: Nama dan Makna (1988)

Analisis Puisi:

Puisi "Dalam Gua Hira" karya Ajip Rosidi mengangkat tema kehidupan spiritual dan pencarian makna yang mendalam. Dengan menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan refleksi filosofis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan manusia dengan penciptanya, kehidupan di dunia, serta hakikat keabadian.

Tema

  • Pencarian Spiritual: Puisi ini mencerminkan pencarian spiritual seseorang yang menjauh dari kehidupan duniawi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Penyair menyoroti pentingnya hubungan pribadi dengan Yang Satu, mencari tempat untuk mengadu dan mencari petunjuk.
  • Kehidupan di Dunia dan Kiamat: Rosidi mempertanyakan keadaan langit yang kelam dan bisu sawang, menunjukkan betapa dunia dipenuhi dengan godaan dan kehampaan. Ia juga merenungkan tentang kiamat dan nasib akhir dunia, serta peran manusia dalam konteks kehidupan sementara di dunia ini.
  • Penghormatan kepada Pencipta: Penyair mengungkapkan rasa kagumnya terhadap kekuasaan Tuhan melalui gambaran alam semesta yang luas, bintang, dan bulan yang menjanjikan ada kehidupan di baliknya. Ini mencerminkan rasa takjub terhadap keagungan penciptaan Tuhan.

Gaya Bahasa

Penggunaan Bahasa Sederhana: Meskipun membahas topik yang mendalam, Rosidi menggunakan bahasa yang sederhana dan lugas untuk menyampaikan pesannya. Hal ini membuat puisi mudah dipahami namun tetap memikat untuk direnungkan.
  • Imajinatif dan Simbolis: Penyair menggunakan imaji alam semesta, langit, bintang, dan bulan untuk mengekspresikan keagungan Tuhan serta kehidupan yang lebih dalam dari sekadar yang tampak di permukaan.
  • Pertanyaan Filosofis: Puisi ini dipenuhi dengan serangkaian pertanyaan filosofis tentang tujuan hidup, akhir dari segala sesuatu, dan peran manusia di dalamnya. Pertanyaan-pertanyaan ini mengundang pembaca untuk merenungkan makna kehidupan secara mendalam.

Makna

Puisi "Dalam Gua Hira" bukan sekadar puisi tentang refleksi pribadi, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang menggugah kesadaran akan eksistensi dan tujuan hidup. Rosidi dengan lihay mengaitkan pengalaman spiritual Nabi Muhammad dalam gua Hira dengan pencarian makna kehidupan yang universal bagi setiap manusia.
  • Pencarian Makna: Penyair merenungkan tentang asal-usul keberadaan dan tujuan hidup manusia. Dengan menunjukkan bahwa segala sesuatu bermula dari Tuhan, Rosidi mengajak pembaca untuk merenungkan makna eksistensi dan peran manusia di dalam ciptaan-Nya.
  • Pentingnya Spiritualitas: Melalui pengalaman dalam gua Hira, penyair menyoroti pentingnya kehidupan spiritual dan hubungan yang erat dengan pencipta. Ini menekankan bahwa hanya dalam ketenangan hati dan kesunyian batin seseorang dapat menemukan pangkal dari segala rahasia penciptaan semesta.
  • Penghormatan dan Ketundukan: Akhir puisi menggambarkan ketundukan dan penghormatan terhadap perintah Tuhan, terlihat dari perintah untuk membaca dengan nama-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan dan penemuan makna hidup terletak dalam ketaatan dan pengabdian kepada Sang Pencipta.
Puisi "Dalam Gua Hira" karya Ajip Rosidi adalah sebuah puisi yang menggugah spiritualitas dan merenungkan makna kehidupan dengan mendalam. Melalui bahasa yang sederhana namun penuh makna, Rosidi berhasil mengajak pembaca untuk mempertanyakan eksistensi, tujuan hidup, dan hubungan manusia dengan penciptanya. Puisi ini tidak hanya mengajak untuk merenungkan, tetapi juga memberikan pengertian tentang pentingnya kesucian batin dan ketundukan kepada kehendak Tuhan dalam mencari makna hidup yang hakiki.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Dalam Gua Hira
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.