Analisis Puisi:
Puisi "Angka-Angka dan Tanda-Tanda" karya Ajip Rosidi menggambarkan perasaan kehilangan arah dan kebingungan di tengah kompleksitas kehidupan modern. Rosidi menggunakan pengalaman perjalanan sebagai metafora untuk mengekspresikan perasaan kehilangan kontrol dan kebingungan dalam menghadapi kehidupan.
Keterbatasan Manusia dalam Menghadapi Kompleksitas: Dalam puisi ini, pengalaman perjalanan pesawat menjadi simbol kehidupan yang dipenuhi dengan berbagai tanda dan simbol yang sulit dipahami. Ketika seorang penumpang tua bertanya kepada staf penerbangan tentang tujuannya, ia merasa kehilangan arah dan bergantung pada petunjuk eksternal seperti tiket. Hal ini mencerminkan keterbatasan manusia dalam menghadapi kompleksitas kehidupan modern yang dipenuhi dengan aturan, instruksi, dan tanda-tanda yang sulit dipahami.
Kehilangan Kontrol dan Ketergantungan pada Sistem: Penumpang tua tersebut menyerahkan kendali kepada sistem, menerima bahwa segalanya telah diatur dan tercatat dalam tiket. Tidur yang ia pilih sebagai reaksi menunjukkan rasa pasrah dan ketidakberdayaan dalam menghadapi kompleksitas kehidupan. Hal ini mencerminkan perasaan hilangnya kendali dan ketergantungan pada sistem yang telah mengatur segalanya.
Ketidakpastian dan Kehidupan Modern: Melalui pengalaman perjalanan, Rosidi menggambarkan ketidakpastian yang dialami individu dalam menghadapi kehidupan modern yang kompleks dan seringkali tidak dapat dipahami. Kehidupan diatur oleh "huruf-huruf, angka-angka dan tanda-tanda" yang sulit dimengerti, sehingga individu merasa terombang-ambing dan kehilangan arah.
Kritik terhadap Modernitas: Puisi ini juga bisa diinterpretasikan sebagai kritik terhadap kehidupan modern yang terlalu terikat pada aturan, teknologi, dan sistem yang kompleks. Rosidi menyoroti bahwa dalam upaya untuk mengatur kehidupan, seringkali manusia kehilangan kemanusiaannya dan kebebasannya untuk memilih arah hidupnya sendiri.
Dengan menggunakan pengalaman sehari-hari yang sederhana, Ajip Rosidi berhasil menghadirkan gambaran yang mendalam tentang perasaan kebingungan dan ketidakpastian yang sering dialami dalam kehidupan modern. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari kehilangan kendali dan ketergantungan pada sistem, serta pentingnya mempertahankan kemanusiaan dan kebebasan dalam menghadapi kompleksitas kehidupan.
Karya: Ajip Rosidi
Biodata Ajip Rosidi:
- Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
- Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
- Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.