Puisi: Andaikan Hidup (Karya Toeti Heraty)

Puisi "Andaikan Hidup" menghadirkan harapan bahwa ada sesuatu yang mungkin harus dijelajahi lebih dalam untuk menemukan pemahaman yang lebih dalam ...
Andaikan Hidup

andaikan hidup itu baju
ia terlalu ketat bagiku!
        merekah, karena gairah kemilau
        tersangkut di lereng bianglala
warna lunglai, lamban meraih ke langit
        tak menyampai

sekali tersapu sebelas penjuru
dari petuah kelabu, ketunggal-nadaan
berkomat-kamit tak jemu-jemu

aneh juga, ia terlalu longgar
        dijerat erat hati meringkuk
        di rumah keong berlekuk-lekuk
karena kuncup dan embun kucari!
kemana berlari?

gemuruh mesin menghitung angka pasti
mengejar manusia celaka
ah, dunia sudah terlalu tua katanya
tapi kutukan tetap sakti juga

Sumber: Sajak-Sajak 33 (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Andaikan Hidup" karya Toeti Heraty menghadirkan gambaran unik tentang makna hidup.

Hidup Sebagai Pakaian: Penekanan pada hidup sebagai baju memberi metafora yang kuat. Baju yang terlalu ketat menggambarkan kesulitan hidup, yang terkadang membatasi gerakan dan kemungkinan. Demikian pula, baju yang terlalu longgar menggambarkan kelemahan dan kehilangan arah.

Gairah dan Keterbatasan: Ada semangat dan gairah yang tertahan di dalam diri ("gairah kemilau"), tetapi sulit untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Warna-warni kehidupan (bianglala) yang menjanjikan keindahan terkadang hanya tersentuh, tetapi tak pernah tergapai sepenuhnya.

Petuah Kelabu dan Ketunggal-nadaan: Ada rasa aneh dalam hidup ini. "Petuah kelabu" menunjukkan nasehat yang mungkin menghambat, sementara "ketunggal-nadaan" menyiratkan keterbatasan dalam pemahaman dan keinginan yang jelas.

Gemuruh Mesin dan Kutukan Tetap Sakti: Ada kegelisahan akan dunia modern, di mana kehidupan diatur oleh teknologi dan ambisi manusia yang terjebak dalam angka-angka dan hasil pasti. Kutukan tetap sakti menggambarkan bahwa, meski terasa dunia sudah tua, kekuatan sial dan kutukan tetap kuat dan berkelanjutan.

Puisi "Andaikan Hidup" memperlihatkan sudut pandang yang penuh tanya dan pertanyaan tentang eksistensi manusia, menyoroti rasa keterbatasan dan pencarian makna di dalam kompleksitas kehidupan modern. Meski menawarkan refleksi yang gelap, puisi ini tetap menghadirkan harapan bahwa ada sesuatu yang mungkin harus dijelajahi lebih dalam untuk menemukan pemahaman yang lebih dalam akan hidup.

Puisi Toeti Heraty
Puisi: Andaikan Hidup
Karya: Toeti Heraty

Biodata Toeti Heraty:
  • Toeti Heraty lahir pada tanggal 27 November 1933 di Bandung.
  • Toeti Heraty meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2021 (pada usia 87) di Jakarta.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.