Puisi: Wajah Gadis Sunyi dalam Rumah Puisi (Karya Yunus Mukri Adi)

Puisi: Wajah Gadis Sunyi dalam Rumah Puisi Karya: Yunus Mukri Adi
Wajah Gadis Sunyi dalam Rumah Puisi (1)


Kutegur namamu suatu saat
Malam awal sesaji. Kelam merapat
Sunyi beringas membanting pintu
Sambil kau samadi. Agak ragu
serta gemetar mulutku — yakin!
tiada kata-kata
Hanya nostalgia
    —
Nostalgia?
    —
Ya, barangkali. Karena nista dan ujub
yang tetap milik kita. Bukankah
Karena malu dan haru. Di tingkap senyuman menakup
Habis dalam samar: juga pelangi yang gairah
Sering hadir di beranda rumah
Seketika kau tak betah
Ingin melayang-layang
Tapi tak macam bidari
yang tahu-tahu sudah mulai bosan
Bagi kita yang selalu tak mengerti


Wajah Gadis Sunyi dalam Rumah Puisi (2)


Sekali waktu kutemu kembali
dirimu. Masih berkelopot lumpur
Habis hujan, cahaya meringkas kembali pokok-pokok turi
Hadir dalam ceruk. Segalanya .....
pintu-pintu sendiri

Saat itu kudorong pintu
menyembunyikan tokek. Tapi aku tak lagi geli
Bayang-bayang jadi coklat — cemas lagi kutaruh, Kau bisa!
Sunyi berdering-dering — di sini


Wajah Gadis Sunyi dalam Rumah Puisi (3)


a/


Senja serta kostum jingga
Harum mawar — kuncup putiknya
Angin menambak dengan derapnya
yang bermusuhan
Menunggu purnama yang berlugut
Menunggu Sawitri
atau gelak dewi


b/


Senja dalam pantun
Susut usai setelah gamelan ngungun
menghadirkan pelog-pelog pendek
menghadirkan mantera.
Hampir letih, di bilik gedek
Kau berkemas sebelom kering peluh
yang kucoba hirup bagi rabuku
Mesra dan angkuh
Bisik taubat; inilah khianat
Ah! jangankan menyesal
jangankan mursal
Dan inilah cinta, nafsu dan durjana!


Wajah Gadis Sunyi dalam Rumah Puisi (4)


Oh,
(sambil telunjukmu menuding nyiur
di suatu malam — Tak ada tembangan)
Dingin kau sematkan bersama sepi yang 'nyasar
Kau sematkan juga sekuntum bunga
Model cinta lama. Atau pedesaan
Gelap pun menerima kita — berdua-dua


Guru kita adalah dongeng-dongeng
Orang-orang terdahulu, tapi bukan komik
atau ejaan-ejaan filsafat orang-orang pikir
"yang hanya merasa suci dalam diri melulu
yang mereka sendiri tahu petanya"
Biarlah mencaci kita
Kita hanya mistik
mengulang Adam


Wajah Gadis Sunyi dalam Rumah Puisi (8)


kujumpa potretmu, di gardu sawah
ah, bukan lulung langit; kuntul yang menjatuhkan
sayapnya yang dhahir kecut gemanya
setelah melintasi cempaka

Sementara itu tawa pun getir
Riwayat mulai bergegas: badai hilir
Garang menerkam kita, sumsum kita
Tulang belulang kita — rambut kita. Mulai ubanan
Sementara tak ada anak kita sempat lahir
Benarkah aku kan mati seperti batang kara
Seperti dirimu yang mendahului
Terjangkit cacar, seminggu memuncak panas
Ketika aku tengah berhajat menulis puisi
Untuk dirimu
Sawitri....


Sumber: Horison (Maret, 1974)


Puisi Yunus Mukri Adi
Puisi: Wajah Gadis Sunyi dalam Rumah Puisi
Karya: Yunus Mukri Adi

Biodata Yunus Mukri Adi:
  • Yunus Mukri Adi lahir pada tanggal 26 Januari 1941.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.