Puisi: Sajak Tahun 1966 (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Sajak Tahun 1966" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya sastra yang mempertanyakan nilai-nilai penting dalam hidup dan menyampaikan pesan ...
Sajak Tahun 1966

Kecuali kemerdekaan, aku masih sedia tawar-menawar denganmu
hal apapun, manisan duka atau airmata nira;
tapi sesuatu yang telah melahirkan kehidupan
yang telah menerbitkan Matahari, berurusan langsung padaku.

Sejak kapan seorang berhak atas orang lain, bersikeras
membaca pidato panjang atas nama seseorang, sejak kapan;
dan kalau kau mulai merampasnya dariku, Kemerdekaan itu,
Tuhan pasti memberkahi setiap perjuanganku.

Sumber: Horison (Mei, 1968)

Analisis Puisi:

Puisi "Sajak Tahun 1966" karya Sapardi Djoko Damono adalah karya sastra yang mempertanyakan nilai-nilai penting dalam hidup dan menyampaikan pesan tentang pentingnya kemerdekaan dan hak asasi individu. Puisi ini menggambarkan dilema antara kebebasan dan kepemilikan serta menggugah pemikiran tentang keadilan dan hak setiap individu.

Tawar-Menawar dan Kemerdekaan: Puisi ini dimulai dengan penyataan bahwa, kecuali kemerdekaan, penyair bersedia bernegosiasi atau "tawar-menawar" dengan apapun, termasuk dalam situasi yang sulit atau menyakitkan. Hal ini menggambarkan ketegasan komitmen terhadap kemerdekaan sebagai nilai utama, meskipun siap untuk menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup.

Melahirkan Kehidupan dan Matahari: Penyair mengekspresikan betapa pentingnya sesuatu yang "telah melahirkan kehidupan" dan "menerbitkan Matahari." Kata-kata ini merujuk pada kekuatan dan keajaiban alam, serta pada potensi besar yang dimiliki oleh manusia. Ini juga menggambarkan pentingnya nilai-nilai dan tindakan yang memiliki dampak positif bagi kehidupan dan dunia.

Hak Asasi dan Kemerdekaan: Puisi ini menggambarkan pertanyaan kritis tentang siapa yang berhak atas orang lain dan tentang tindakan merampas hak-hak individu. Penyair menyindir seseorang yang "membaca pidato panjang atas nama seseorang" tanpa izin atau hak, yang mungkin merujuk pada pelanggaran terhadap hak asasi individu. Hal ini menggarisbawahi pentingnya pengakuan hak setiap individu terhadap kebebasan dan martabatnya.

Tuhan sebagai Saksi: Penyair percaya bahwa jika seseorang mencoba merampas kemerdekaan darinya, Tuhan akan mendukung perjuangannya. Hal ini mengandung elemen spiritual dan keyakinan bahwa keadilan dan hak akan diakui dan dibela oleh kekuatan yang lebih besar.

Bahasa dan Gaya: Penyair menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat dalam puisi ini. Gaya bahasanya yang lugas dan tegas membantu menyampaikan pesan yang mendalam tentang pentingnya kemerdekaan dan hak asasi.

Puisi "Sajak Tahun 1966" oleh Sapardi Djoko Damono adalah karya sastra yang mengangkat isu-isu kebebasan, hak asasi, dan kepemilikan. Dengan menggambarkan sikap tegas terhadap kemerdekaan dan hak individu, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai mendasar dalam hidup serta pentingnya menjunjung tinggi hak setiap individu dalam masyarakat.
Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Sajak Tahun 1966
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.