Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Nande Goda (Karya Harta Pinem)

Puisi "Nande Goda" karya Harta Pinem menggambarkan perjalanan hidup yang penuh liku-liku, mulai dari masa kecil hingga masa dewasa, serta konflik ...
Nande Goda

Aku, Nande Goda
lahir dari rahim Gunung Sinabung
ibuku, petani kampung
ayahku, bekas pejuang revolusi berpangkat kopral
waktu Agresi Militer II aku dibawa ibu mengungsi ke hutan
tidur berselimutkan daun-daun
makananku keladi rebus dan singkong hutan
begitulah, aku dibesarkan ayah dan ibuku dengan sederhana
bermenukan cinta dan kasih sayang
di tengah saudara-saudaraku aku disebut perempuan binal
dan gampang memberontak
setelah remaja aku dijodohkan kedua orangtuaku
dengan seorang pria sesuku yang lugu dan baik hati
keluarganya masih punya hubungan darah dengan keluargaku
kata ibu beliau masih ipar dekatku dari garis keturunan ayah
aku tidak tahu inikah namanya cinta
namun satu persatu anakku berlahiran
mereka semua butuh belanja
aku tak punya keahlian
sedang ke ladang bukanlah kesukaanku
pening kepalaku berhadapan dengan cangkul dan matahari
akhirnya aku jadi berjualan sayur ke pekan-pekan
sedang suamiku jadi petani jeruk di kebun
pergi subuh pulang malam kini jadi jadwal rutin keseharianku
mula-mula biasa saja dan rezeki mengalir ke rumah tangga kami
lama-lama karena setiap hari bertemu
aku jatuh hati pada sopir langgananku
dia sudah beranak lima dan aku pun beranak banyak
tapi dalam bercinta kami merasa jadi muda kembali
seperti buah durian masak di pohon
bau aib itu akhirnya tercium juga oleh keluarga
balik ke rumah seperti pulang ke neraka
suami kurasa jadi musuh besar
sang pacar gelap menghasutku bertindak nekat habisi nyawa suami
biar bebas perjalanan berbuat jinah
aduh cintaku!
17 liang di dadanya cukuplah
kata orang aku bejat moral
tapi bagaimana, tindakanku sudah terlanjur basah

Aku Nande Goda!
suamiku kubunuh dengan keji
begitu aku disuruh petugas berteriak

Aku Nande Goda!
suamiku kubunuh dengan tega
begitu aku digelandang berkeliling kota
orang-orang menyambutku dengan wajah murka
sambil meludahi wajahku
mereka sebut aku perempuan binal tak beradat
tapi bagaimana, perbuatanku sudah telanjur basah
kini penjaralah tempatku mengadu paling baik
rumah tanggaku hancur karena permainan gila!

Aku Nande Goda!
kata orang masa depanku sehitam malam
aib akan berbuahkan aib
tapi jangan hakimi aku dengan pedang murka seumur hidup

Medan, 2006

Analisis Puisi:

Puisi "Nande Goda" karya Harta Pinem adalah sebuah narasi yang kuat dan menyentuh tentang kehidupan seorang perempuan yang bernama Nande Goda. Melalui puisi ini, Pinem menggambarkan perjalanan hidup yang penuh liku-liku, mulai dari masa kecil hingga masa dewasa, serta konflik batin yang dialami oleh tokoh utama. Puisi ini tidak hanya menyajikan kisah personal, tetapi juga mencerminkan realitas sosial dan budaya yang ada di masyarakat.

Latar Belakang dan Kehidupan Awal

Nande Goda lahir di kaki Gunung Sinabung, sebuah daerah yang dikenal dengan kehidupan pedesaannya yang sederhana dan keras. Ayahnya adalah seorang bekas pejuang revolusi berpangkat kopral, sementara ibunya adalah seorang petani. Kehidupan masa kecil Nande Goda diwarnai oleh perjuangan dan penderitaan, terutama saat mereka harus mengungsi ke hutan selama Agresi Militer II. Hidup dalam kondisi yang serba terbatas, Nande Goda tumbuh dengan penuh kasih sayang dari orang tuanya, meskipun dengan segala keterbatasan.

Pernikahan dan Tantangan Ekonomi

Setelah memasuki usia remaja, Nande Goda dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang pria sesuku yang baik hati. Pernikahan ini tidak didasarkan pada cinta, melainkan tradisi dan hubungan darah antar keluarga. Meskipun begitu, Nande Goda menjalani kehidupan rumah tangganya dengan baik, melahirkan anak-anak yang membutuhkan perhatian dan biaya hidup. Tanpa keahlian khusus dan tidak menyukai pekerjaan di ladang, Nande Goda memutuskan untuk berjualan sayur ke pasar-pasar.

Konflik Batin dan Pengkhianatan

Seiring berjalannya waktu, Nande Goda terjerat dalam hubungan terlarang dengan sopir langganannya. Hubungan ini membawa kebahagiaan sesaat, tetapi juga memicu konflik besar dalam kehidupannya. Nande Goda akhirnya terlibat dalam tindakan kriminal yang keji dengan membunuh suaminya atas hasutan kekasih gelapnya. Perbuatan ini tidak hanya menghancurkan rumah tangganya, tetapi juga mencoreng nama baiknya di mata masyarakat.

Penghakiman dan Penyesalan

Setelah tertangkap, Nande Goda harus menghadapi kemarahan dan penghinaan dari masyarakat. Ia digelandang berkeliling kota, di mana orang-orang mencemooh dan meludahinya. Meskipun begitu, Nande Goda merasa bahwa penjara adalah tempat terbaik baginya untuk mengadu dan menebus dosa. Masa depannya terlihat suram, tetapi ia berharap tidak dihakimi seumur hidup dengan kebencian yang tak berkesudahan.

Puisi "Nande Goda" adalah potret tragis tentang seorang perempuan yang terjerat oleh nasib dan pilihan hidupnya. Melalui kisah Nande Goda, Harta Pinem mengajak pembaca untuk merenungkan kompleksitas kehidupan, di mana cinta, tradisi, dan keterbatasan ekonomi bisa membawa seseorang pada tindakan yang tidak terduga. Puisi ini juga menjadi cermin bagi masyarakat untuk tidak terburu-buru menghakimi, melainkan memahami latar belakang dan alasan di balik setiap tindakan.

Harta Pinem
Puisi: Nande Goda
Karya: Harta Pinem

Biodata Harta Pinem:
  • Harta Pinem lahir pada tanggal 25 Juni 1958 di Juhar, Tanah Karo, Sumatera Utara.
  • Harta Pinem meninggal dunia pada tanggal 24 Agustus 2021 di Medan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.