Puisi: Mengalirlah, Sungai (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Mengalirlah, Sungai" karya Sapardi Djoko Damono mengeksplorasi tema alam dan waktu dengan menggunakan sungai sebagai metafora kehidupan.
Mengalirlah, Sungai

mengalirlah, sungai, tenang ke lautmu
waktu tegak aku di sini dalam warna biru
Siapa berkata: lihatlah
cuaca bersiap. Kabut terdengar menuruni lembah...

waktu seseorang sudah lupa menunggu
kabar pun sampai, angin tiba-tiba mengambang di atasmu
hanyutkan, sungai, beribu kata, lagu, dan tanda mata
yang tak sempat dialamatkan kepada Dunia

1967

Sumber: Mata Pisau (2001)

Analisis Puisi:

Puisi "Mengalirlah, Sungai" karya Sapardi Djoko Damono mengeksplorasi tema alam dan waktu dengan menggunakan sungai sebagai metafora kehidupan.

Metafora Sungai: Sungai digambarkan sebagai simbol perjalanan kehidupan yang terus mengalir menuju tujuannya, yaitu laut. Sungai mengalir dengan tenangnya, mencerminkan bagaimana kehidupan berjalan dengan alirannya sendiri, terlepas dari keadaan dan perubahan.

Kehadiran Waktu: Penyair menggambarkan dirinya berdiri tegak di tepi sungai, mencermati aliran waktu yang terus berjalan. Warna biru yang disebutkan mungkin mencerminkan kedamaian dan ketenangan, sementara kabut yang menuruni lembah menciptakan suasana misterius dan transisi waktu yang tak terduga.

Kesepian dan Penantian: Ada kesan kesepian dan penantian dalam puisi ini, terutama ketika penyair menyebutkan seseorang yang telah lupa menunggu. Hal ini menunjukkan bagaimana waktu terus berjalan meskipun ada orang yang mungkin telah kehilangan harapan atau pengharapan dalam hidupnya.

Keberlangsungan Kisah dan Kenangan: Sungai diibaratkan membawa beribu kata, lagu, dan tanda mata yang tak sempat dialamatkan kepada dunia. Ini mencerminkan bagaimana sungai menjadi saksi dari berbagai peristiwa, cerita, dan kenangan yang terus mengalir dalam alirannya.

Penutup yang Reflektif: Penyair mengajak kita untuk merenungkan perjalanan kehidupan yang terus berlanjut, meskipun ada kesepian, penantian, dan perubahan yang tak terduga. Puisi ini mengingatkan kita akan aliran waktu yang terus berjalan dan kenangan yang terus mengalir bersama sungai kehidupan.

Dengan menggunakan sungai sebagai metafora, Sapardi Djoko Damono menggambarkan perjalanan kehidupan yang terus berlanjut dengan segala dinamikanya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti waktu, perubahan, dan kenangan dalam perjalanan hidup yang tak pernah berhenti mengalir.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Mengalirlah, Sungai
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.