Puisi: Matahari Menepi (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Matahari Menepi" karya Sapardi Djoko Damono mengundang pembaca untuk merenungkan hubungan antara alam dan manusia, serta kompleksitas ...
Matahari Menepi (1)

matahari menepi. Ketika udara memadat tiba-tiba
"Siapa mengajarmu menatapku begitu?" 

Matahari Menepi (2)

ketika udara menebal dan kita saling luput
terbayang kembali: suara-suara yang mengucilkan kita

1972

Sumber: Mata Jendela (2001)

Analisis Puisi:

Puisi "Matahari Menepi" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang singkat namun penuh dengan makna tersembunyi dan refleksi mendalam tentang hubungan antara alam, manusia, dan perasaan subjektif.

Tema dan Makna

  • Matahari Sebagai Simbol Keberadaan: Matahari dalam puisi ini tidak hanya menjadi objek alam yang menonjol, tetapi juga mengandung makna simbolis yang lebih dalam. Matahari dapat diinterpretasikan sebagai kehadiran yang kuat namun juga sementara, yang dapat mengilhami, menghangatkan, atau bahkan mengintimidasi.
  • Ketidaksamaan Persepsi: Puisi ini mencerminkan ketidaksempurnaan persepsi manusia terhadap alam. Pertanyaan "Siapa mengajarmu menatapku begitu?" menunjukkan betapa subjektifnya cara kita memandang alam dan segala yang ada di sekitar kita. Ini menggambarkan bahwa pandangan seseorang terhadap sesuatu dapat dipengaruhi oleh pengajaran atau pengalaman pribadi yang unik.
  • Isolasi dan Kehilangan: Puisi kedua menyoroti tema isolasi atau perasaan terasing. Ketika "udara menebal" dan "kita saling luput," ada gambaran tentang suara-suara yang mengucilkan dan mungkin mengganggu hubungan antarmanusia. Ini menggambarkan sebuah situasi di mana komunikasi terputus atau perasaan terpisah dari orang lain mungkin terjadi.

Struktur dan Gaya Bahasa

  • Kekompakan dan Ketepatan: Dengan hanya dua bait, puisi ini menunjukkan kekuatan dalam kekompakan dan ketepatan. Setiap kata dipilih dengan hati-hati untuk membangun suasana dan memunculkan pemikiran yang dalam dalam waktu singkat.
  • Penggunaan Bahasa yang Simbolis: Puisi ini menggunakan bahasa yang simbolis, seperti "matahari menepi" yang dapat diinterpretasikan secara harfiah dan metaforis. Hal ini mengundang pembaca untuk merenungkan lebih dalam makna yang tersirat di balik kata-kata.
  • Pertanyaan yang Mengundang Pemikiran: Pertanyaan yang diajukan dalam puisi pertama, "Siapa mengajarmu menatapku begitu?", tidak hanya membangkitkan rasa ingin tahu, tetapi juga mengundang pembaca untuk merefleksikan pandangannya sendiri terhadap dunia di sekitarnya.
Puisi "Matahari Menepi" karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya yang memprovokasi dan mengundang pembaca untuk merenungkan hubungan antara alam dan manusia, serta kompleksitas perasaan subjektif yang mungkin timbul dari interaksi tersebut. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, Sapardi berhasil menyampaikan pesan tentang kehadiran alam yang tidak hanya fisik tetapi juga emosional dan spiritual.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Matahari Menepi
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.