Langgar Purwodiningratan
Udara sangat lembab basah pada dinding-dindingnya
duh, bagai gua yang sunyi di tengah hutan
Kemana gerangan perginya? Wahai, hatiku sendiri
merasa asing di rumah sendiri
Tiang-tiang yang rapuh sawang di sudut kelabu
duh, bagai lelaki tua yang lesu
Tasbih kehilangan talinya!
Kesibukan apa gerangan yang memadati waktunya?
Wahai, dalam sukmaku sendiri ibu bercerita
bahwa jemaah belakangan ini sibuk berbelanja
dan repot menjahitkan baju-bajunya
Tabuh yang berlubang rayap-rayap menggigitinya
duh, bagai tubuh perajurit dengan berjuta luka
Dimana pemukulnya? Wahai, anak-anak yang manis itu
berkejar-kejaran memperebutkan kayu itu
Ya, Allah, ampunilah mereka
Kalau wajahnya kotor sebab tangan ibu-bapaknyalah yang kotor
Tikar yang rusak dan koyak-koyak parah
duh, bagai hidupku dan diriku sendiri yang berlumur dosa
Darimana aku? Allah, semalam ini aku mencari rumah
tetapi pintu-pintu di seluruh Mataram telah rapat tertutup
sedangkan angin kemarau menyusahkan nafasku
Maka izinkanlah tubuh yang lusuh ini
terjatuh di sini dan bersimpuh di hadapan-Mu
Cuaca yang ungu
Langit-langit yang hampir luluh
Duh, bagai kota yang telah lama ditinggalkan
akibat suatu peperangan
Kemana mereka? Sekali lagi ibuku menegur:
Fien, mereka sedang tidur
Aku pun bertanya: Adakah selamanya mereka tidur?
Ibu pun pergi mengabur sementara
kudengar gemerisik
jubah-Mu ......
Biodata Arifin C. Noer:
- Arifin C. Noer (nama lengkapnya adalah Arifin Chairin Noer) lahir pada tanggal 10 Maret 1941 di kota Cirebon, Jawa Barat.
- Arifin C. Noer meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1995 di Jakarta.
- Arifin C. Noer adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.