Puisi: La Nausee (Karya Wing Kardjo)

Puisi "La Nausee" menggambarkan perjalanan emosional yang kompleks, dari rasa keletihan dan kebingungan hingga pembebasan dan penerimaan diri sendiri.
La Nausee

Bukankah lega
    kini sehabis tiada daya
        terbaring lesu memandang dunia biru
            tanpa batas

Bukankah puas
    kini setelah aus
        tiada daya memandangi diri
            tanpa belas

Bukankah badai telah lenyap
    gelombang dan kelabu
        yang mengguncang-guncang tubuhmu

Bukankah angin-angin telah penyap
    muak: kaumuntahkan segala obsesi
        menguak diri: matahari.

Sumber: Horison (Maret, 1967)

Analisis Puisi:

Puisi "La Nausee" karya Wing Kardjo adalah sebuah karya yang menggambarkan keadaan emosi yang kompleks, termasuk rasa lega, puas, keletihan, dan keinginan untuk melepaskan diri dari belenggu kehidupan.

Lega dan Puas dalam Keterbatasan: Penyair mengekspresikan perasaan lega dan puas setelah melewati masa keletihan atau keausan. Ini mungkin menggambarkan suatu bentuk pembebasan dari tekanan atau keterikatan yang telah dirasakan sebelumnya. Namun, lega dan puas ini juga terjadi dalam konteks keterbatasan dan kelemahan, seperti terbaring lesu atau tanpa daya.

Ketidaktahuan akan Diri Sendiri: Penyair menyuarakan ketidaktahuan akan diri sendiri atau kekosongan identitas. Hal ini terungkap dalam ungkapan "tiada daya memandangi diri tanpa belas", yang mencerminkan ketidakmampuan untuk memahami atau menerima diri sendiri. Ada rasa kehilangan atau kebingungan terhadap jati diri yang sebenarnya.

Pembebasan dari Gelombang Emosi: Penyair menyebutkan bahwa badai dan gelombang emosi telah lenyap, menunjukkan bahwa perjuangan atau konflik internal telah berakhir. Ini bisa diartikan sebagai pembebasan atau ketenangan setelah melewati masa-masa sulit atau konflik batin yang mengguncang.

Penerimaan dan Penolakan: Ada dualitas dalam puisi ini antara penerimaan dan penolakan. Penyair merasa muak dan muntah terhadap segala obsesi atau perasaan yang mengganggu, namun pada saat yang sama, terdapat pengungkapan akan keinginan untuk mengungkapkan diri, seperti matahari yang terungkap. Ini bisa mencerminkan konflik batin antara keinginan untuk menyembunyikan dan mengungkapkan diri sendiri.

Pesan tentang Pembebasan dan Penerimaan: Puisi "La Nausee" menghadirkan pesan tentang proses pembebasan dan penerimaan diri sendiri, walaupun terkadang proses tersebut penuh dengan konflik dan ketidakpastian. Penyair menggambarkan perjalanan emosional yang kompleks, dari ketidaktahuan dan kebingungan hingga penerimaan dan pembebasan.

Puisi "La Nausee" adalah sebuah karya yang menggambarkan perjalanan emosional yang kompleks, dari rasa keletihan dan kebingungan hingga pembebasan dan penerimaan diri sendiri. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam, Wing Kardjo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kompleksitas dan keberagaman pengalaman manusia dalam menghadapi kehidupan.

Puisi Wing Kardjo
Puisi: La Nausee
Karya: Wing Kardjo

Biodata Wing Kardjo:
  • Wing Kardjo Wangsaatmadja lahir pada tanggal 23 April 1937 di Garut, Jawa Barat.
  • Wing Kardjo Wangsaatmadja meninggal dunia pada tanggal 19 Maret 2002 di Jepang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.