Kisah Kasih
Sehabis bersayangan kasihku kembali turun ke pinggir kali.
Gubug reyot bertiang bambu harus dibagi dengan abangnya si tukang becak dan adiknya masih bayi.
Maknya jarang nampak, sepanjang jalan mungut puntung rokok sedari pagi.
Kasihku lekas dewasa. Dia baru enam belas tapi sudah berkali-kali lihat maknya membawa lelaki pulang dan tidur di bilik tanpa pintu. Apa peduli, sejak itu dia sendiri suka ngerjakan begitu.
Sebulan ini dia kena dingin angin malam dan batuk-batuk seperti tak bakal bisa sembuh. Bau masam dari mulutnya nyengat hidung lelaki yang didekatinya.
Kalau kasihku mati aku akan kehilangan sumber ilham buat bikin puisi, dan penyair tak punya arti. Lantas aku boleh minum baygon dan tersuruk di kubangan penuh tai.
Sumber: Simfoni Dua (1990)
Analisis Puisi:
Puisi "Kisah Kasih" karya Subagio Sastrowardoyo menawarkan sebuah pandangan yang mendalam tentang kehidupan dan cinta melalui lensa sosial yang penuh warna. Dengan gaya yang realistis dan naratif, puisi ini menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia, dari kondisi sosial yang keras hingga pengalaman pribadi yang melibatkan cinta dan penderitaan. Melalui puisi ini, Subagio menggambarkan realitas kehidupan yang keras dan tidak berpihak, serta bagaimana cinta dan kreativitas berinteraksi dalam konteks tersebut.
Kehidupan yang Berat dan Terpencil
"Sehabis bersayangan kasihku kembali turun ke pinggir kali.""Gubug reyot bertiang bambu harus dibagi dengan abangnya si tukang becak dan adiknya masih bayi."
Puisi ini dimulai dengan gambaran kehidupan yang keras dan miskin. Gubug reyot dan kehidupan yang harus dibagi dengan orang lain menggambarkan kondisi sosial yang sulit dan keterbatasan yang harus dihadapi oleh tokoh dalam puisi. Ini menunjukkan sebuah realitas yang sangat jauh dari ideal dan penuh dengan kesulitan.
Kehidupan Keluarga yang Berantakan
"Maknya jarang nampak, sepanjang jalan mungut puntung rokok sedari pagi.""Kasihku lekas dewasa. Dia baru enam belas tapi sudah berkali-kali lihat maknya membawa lelaki pulang dan tidur di bilik tanpa pintu."
Aspek lain dari puisi ini adalah kehidupan keluarga yang kacau. Ketidakhadiran dan perilaku ibunya yang buruk menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan berpengaruh besar terhadap perkembangan "kasihku." Kesan ketidakstabilan dan kekacauan keluarga menunjukkan bagaimana lingkungan sosial dapat mempengaruhi perkembangan individu, terutama remaja.
Penderitaan dan Penurunan Kesehatan
"Sebulan ini dia kena dingin angin malam dan batuk-batuk seperti tak bakal bisa sembuh.""Bau masam dari mulutnya nyengat hidung lelaki yang didekatinya."
Puisi ini kemudian menyentuh tema kesehatan yang menurun dan penderitaan pribadi. Kasih yang menderita batuk dan bau masam menunjukkan kondisi fisik yang semakin buruk, mempertegas kesedihan dan keputusasaan yang dirasakan oleh tokoh utama. Ini melengkapi gambaran kehidupan yang sudah penuh dengan kesulitan.
Hubungan dengan Karya Kreatif
"Kalau kasihku mati aku akan kehilangan sumber ilham buat bikin puisi, dan penyair tak punya arti.""Lantas aku boleh minum baygon dan tersuruk di kubangan penuh tai."
Penutup puisi ini menghubungkan penderitaan pribadi dengan kreativitas dan identitas penyair. Kehilangan kasihku, yang merupakan sumber inspirasi bagi penulis, menunjukkan hubungan erat antara kehidupan pribadi dan kreativitas. Subagio menyiratkan bahwa tanpa sumber inspirasi ini, hidupnya dan karyanya akan kehilangan makna. Ini mengarah pada citraan ekstrem tentang keputusasaan dan pilihan bunuh diri sebagai sebuah bentuk akhir dari penderitaan yang tak tertahankan.
Interpretasi dan Konteks
- Realitas Sosial dan Kesenian: Puisi ini mencerminkan realitas sosial yang keras dan bagaimana kehidupan pribadi dapat mempengaruhi karya seni. Subagio menggambarkan sebuah dunia yang penuh dengan penderitaan, keputusasaan, dan ketidakadilan, sekaligus menghubungkannya dengan bagaimana seniman atau penyair berjuang untuk menemukan makna dan inspirasi dalam kondisi yang sangat sulit.
- Kritik Sosial: Melalui puisi ini, Subagio Sastrowardoyo memberikan kritik sosial terhadap kondisi kehidupan masyarakat bawah dan bagaimana sistem sosial yang tidak adil dapat mempengaruhi individu secara mendalam. Dengan menampilkan kehidupan kasar dan kondisi yang tidak menguntungkan, puisi ini berfungsi sebagai komentar tentang ketidaksetaraan dan penderitaan manusia.
- Keterkaitan Kreativitas dan Penderitaan: Puisi ini juga mengangkat tema keterkaitan antara penderitaan dan kreativitas. Ketergantungan penulis pada kasih sebagai sumber inspirasi menunjukkan bagaimana pengalaman pribadi dan penderitaan dapat menjadi bahan bakar bagi karya seni, tetapi juga bagaimana kehilangan sumber inspirasi ini dapat membawa keputusasaan yang mendalam.
Puisi "Kisah Kasih" karya Subagio Sastrowardoyo menawarkan refleksi mendalam tentang kehidupan, penderitaan, dan hubungan antara kehidupan pribadi dan kreativitas. Dengan menggambarkan kondisi sosial yang keras dan penderitaan individu, Subagio mengajak pembaca untuk merenungkan realitas kehidupan yang seringkali tersembunyi di balik permukaan. Puisi ini menunjukkan bagaimana pengalaman hidup yang sulit dapat mempengaruhi karya seni dan identitas kreatif, serta memberikan komentar sosial yang kuat tentang ketidakadilan dan penderitaan manusia.
Karya: Subagio Sastrowardoyo
Biodata Subagio Sastrowardoyo:
- Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
- Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.