Kenikmatan-Kenikmatan
Jangan dilarang saya merasakan
kenikmatan-kenikmatan:
- lezat, kulit pisang yang saya pungut
di pinggir jalan saya mamah pelan-pelan
- geli, susu ibu yang kering menggantung
saya isap habis air teteknya
- lucu, perut saya buncit seperti bukit
karena terserang busung lapar
Jangan dilarang saya merasakan
kenikmatan-kenikmatan, sebab
kenikmatan-kenikmatan ada
di mana-mana:
di kolong jembatan, di muka pintu
toko-toko, di comberan kota-kota
di kakilima Kalkuta
di gubug-gubug rakyat Haiti
di gurun pasir Sudan
di lorong mesum New York
- mengasyikkan, puluhan lalat hijau
merubung koreng di muka bayi
- menggairahkan, perempuan muda terbaring
telanjang kehabisan pakaian
- mempesonakan, badan kurus tiba-tiba
roboh menggeliat sekarat
Aduh, jangan dilarang saya merasakan
kenikmatan-kenikmatan
Sumber: Simfoni Dua (1990)
Analisis Puisi:
Puisi "Kenikmatan-Kenikmatan" karya Subagio Sastrowardoyo menawarkan pandangan yang provokatif dan mendalam tentang konsep kenikmatan dalam kehidupan manusia. Dengan menggunakan gambaran yang kuat dan terkadang mengejutkan, puisi ini menggali berbagai bentuk kenikmatan yang dapat ditemukan dalam kondisi yang berbeda, baik yang menghibur maupun yang mengganggu. Puisi ini memaksa pembaca untuk merenungkan bagaimana kenikmatan dapat muncul dalam konteks yang tidak terduga dan sering kali tidak nyaman.
Struktur dan Tema
Puisi ini terdiri dari tiga bait yang menyajikan berbagai contoh kenikmatan dari pengalaman sehari-hari dan kondisi kehidupan yang ekstrem. Struktur puisi ini menggunakan deskripsi visual dan sensorik untuk menyoroti bagaimana kenikmatan dapat ditemukan dalam berbagai situasi.
Kenikmatan dalam Kehidupan Sehari-hari
"Jangan dilarang saya merasakan / kenikmatan-kenikmatan: / - lezat, kulit pisang yang saya pungut / di pinggir jalan saya mamah pelan-pelan / - geli, susu ibu yang kering menggantung / saya isap habis air teteknya / - lucu, perut saya buncit seperti bukit / karena terserang busung lapar"
Pada bagian ini, penulis memperkenalkan gagasan bahwa kenikmatan dapat ditemukan dalam hal-hal yang sederhana dan sering kali dianggap remeh. Kulit pisang yang dipungut, susu ibu yang kering, dan perut buncit karena kelaparan menjadi simbol dari bagaimana kenikmatan dapat muncul dalam situasi yang tidak ideal. Penulis menekankan bahwa kenikmatan tidak selalu bergantung pada kemewahan atau kenyamanan, melainkan juga dapat ditemukan dalam pengalaman sehari-hari yang ekstrem.
Kenikmatan dalam Kondisi Ekstrem
"Jangan dilarang saya merasakan / kenikmatan-kenikmatan, sebab / kenikmatan-kenikmatan ada / di mana-mana: / di kolong jembatan, di muka pintu / toko-toko, di comberan kota-kota / di kakilima Kalkuta / di gubug-gubug rakyat Haiti / di gurun pasir Sudan / di lorong mesum New York"
Di sini, penulis memperluas definisi kenikmatan untuk mencakup kondisi-kondisi ekstrem dan lingkungan yang kurang menyenangkan. Penulis menunjukkan bahwa kenikmatan dapat ditemukan di tempat-tempat yang mungkin dianggap kotor atau tidak layak, seperti kolong jembatan, comberan kota, dan gubug-gubug rakyat. Ini mencerminkan pandangan bahwa kenikmatan dapat hadir di mana saja, bahkan dalam kondisi yang paling tidak terduga.
Kenikmatan yang Mengganggu
"- mengasyikkan, puluhan lalat hijau / merubung koreng di muka bayi / - menggairahkan, perempuan muda terbaring / telanjang kehabisan pakaian / - mempesonakan, badan kurus tiba-tiba / roboh menggeliat sekarat"
Pada bagian ini, penulis menyoroti jenis-jenis kenikmatan yang mungkin dianggap mengganggu atau kontroversial. Lalat hijau yang merubung, perempuan muda yang telanjang, dan badan kurus yang roboh menggeliat sekarat menggambarkan bagaimana kenikmatan dapat ditemukan dalam situasi yang ekstrem dan sering kali tidak nyaman. Ini mengundang pembaca untuk mempertanyakan batasan dan persepsi mereka tentang apa yang dianggap sebagai kenikmatan.
Interpretasi
Puisi "Kenikmatan-Kenikmatan" mengajukan sebuah argumen bahwa kenikmatan tidak selalu terhubung dengan kebahagiaan atau kenyamanan yang konvensional. Sebaliknya, kenikmatan dapat muncul dalam berbagai bentuk dan konteks, termasuk yang tidak terduga dan sering kali tidak nyaman. Subagio Sastrowardoyo menggunakan deskripsi yang kuat dan visual untuk menantang persepsi pembaca tentang kenikmatan dan bagaimana ia ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kondisi ekstrem.
Penulis mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kenikmatan dapat ditemukan di tempat-tempat yang dianggap kotor, terabaikan, atau bahkan mengganggu. Dengan cara ini, puisi ini mengajak pembaca untuk melihat lebih dalam ke dalam pengalaman manusia dan mengakui bahwa kenikmatan bisa hadir dalam berbagai bentuk dan situasi yang tidak selalu memenuhi standar kebahagiaan yang umum.
Puisi "Kenikmatan-Kenikmatan" adalah karya yang provokatif dan memicu pemikiran, menggambarkan bagaimana konsep kenikmatan dapat melampaui batasan konvensional dan ditemukan dalam berbagai pengalaman hidup yang ekstrem dan sering kali tidak terduga.
Karya: Subagio Sastrowardoyo
Biodata Subagio Sastrowardoyo:
- Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
- Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.