Kayal Arjuna
tanpa sekali
melangkah ke medan Kuru
hanya dibayangkan saja rupa lawannya
di dalam angan-angan
dan ditusuknya dengan
pedang jantung dan perutnya
sehingga keluar darah dan ususnya
dan terang terdengar teriak aduh
dan rubuhnya ke tanah
lelaki itu terbunuh dari jauh
— bagaimana melepaskan dendam birahi?
lihat, ditegangkan pikirannya
di kening terkenang kekasih
mukanya bersimbah peluh
tubuhnya menggeliat dan mengerang
dan dari alat jantannya
mengalir air mani
seperti di dalam mimpi
Sumber: Keroncong Motinggo (1975)
Analisis Puisi:
Puisi "Kayal Arjuna" karya Subagio Sastrowardoyo menyajikan gambaran mendalam tentang konflik batin, fantasi kekerasan, dan hasrat seksual melalui simbolisme dan imajinasi yang kuat. Dalam puisi ini, Subagio menggunakan referensi mitologi dan simbol-simbol kuat untuk mengeksplorasi tema-tema kompleks tentang kemarahan, hasrat, dan pengendalian diri.
Konflik Internal dan Fantasi Kekerasan
"tanpa sekali / melangkah ke medan Kuru / hanya dibayangkan saja rupa lawannya / di dalam angan-angan / dan ditusuknya dengan / pedang jantung dan perutnya / sehingga keluar darah dan ususnya"
Di awal puisi, Subagio menggambarkan sebuah konflik yang terjadi sepenuhnya dalam ranah imajinasi. Tidak ada tindakan fisik yang nyata; semua terjadi dalam angan-angan, di mana protagonis membayangkan dirinya melawan lawan dan melukai mereka. Ini mencerminkan bentuk ekstrem dari konflik batin, di mana kekerasan dan kemarahan dikendalikan sepenuhnya oleh imajinasi.
Kemarahan dan Dendam
"— bagaimana melepaskan dendam birahi? / lihat, ditegangkan pikirannya / di kening terkenang kekasih / mukanya bersimbah peluh / tubuhnya menggeliat dan mengerang"
Puisi ini mengeksplorasi bagaimana kemarahan dan dendam berinteraksi dengan hasrat seksual. Dengan menggambarkan protagonis yang merasakan kemarahan yang intens dan ketegangan yang seksual, Subagio menunjukkan bagaimana perasaan ini dapat saling terkait. Dendam birahi di sini merupakan simbol dari keinginan yang mendalam dan tidak terpuaskan, yang sering kali menyebabkan penderitaan batin.
Kombinasi Fantasi dan Kenyataan
"dan dari alat jantannya / mengalir air mani / seperti di dalam mimpi"
Kontras antara fantasi dan kenyataan ditonjolkan dalam baris ini, di mana tindakan imajinatif dari kekerasan dan kemarahan bercampur dengan realitas fisik dari hasrat seksual. Ini menciptakan gambaran yang kompleks tentang bagaimana emosi dan keinginan dapat berbaur dan mempengaruhi satu sama lain.
Interpretasi dan Konteks
- Kemarahan dan Hasrat: Puisi ini menggambarkan bagaimana kemarahan dan hasrat seksual bisa saling berinteraksi dan mempengaruhi pikiran seseorang. Dengan menggunakan gambaran kekerasan dan fantasi seksual, Subagio mengeksplorasi dimensi emosional dari pengalaman manusia yang sering kali sulit dipahami dan dikendalikan.
- Simbolisme dan Referensi: Penggunaan istilah seperti "pedang jantung dan perut" dan referensi kepada medan Kuru menghubungkan puisi ini dengan mitologi dan epik klasik, seperti Mahabharata, di mana medan perang Kuru adalah tempat pertempuran besar. Simbol-simbol ini memperkuat tema konflik batin dan perjuangan internal, memberikan konteks yang lebih dalam untuk pemahaman puisi.
- Pengendalian Diri dan Penderitaan: Penderitaan batin yang digambarkan dalam puisi ini mencerminkan perjuangan individu untuk mengendalikan kemarahan dan hasrat. Dalam konteks ini, puisi ini juga bisa dilihat sebagai komentar tentang bagaimana ketidakmampuan untuk mengatasi emosi dan hasrat dapat menyebabkan penderitaan dan kekacauan dalam hidup seseorang.
Puisi "Kayal Arjuna" karya oleh Subagio Sastrowardoyo menawarkan gambaran yang mendalam dan kompleks tentang konflik batin, fantasi kekerasan, dan hasrat seksual. Dengan memanfaatkan simbolisme kuat dan imajinasi yang kaya, Subagio mengeksplorasi tema-tema besar tentang kemarahan, dendam, dan pengendalian diri. Puisi ini menantang pembaca untuk merenungkan hubungan antara perasaan internal dan tindakan eksternal, serta bagaimana emosi mendalam dapat membentuk dan mempengaruhi pengalaman manusia.
Karya: Subagio Sastrowardoyo
Biodata Subagio Sastrowardoyo:
- Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
- Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.