Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Gebyar Suara (Karya Harta Pinem)

Puisi "Gebyar Suara" karya Harta Pinem mengajak pembaca untuk merenungkan makna eksistensi manusia di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern.
Gebyar Suara

Untuk siapakah gebyar suara ini
Semua dihadirkan di aula Hotel Nuansa Pekanbaru
Malam kian bergemuruh
Ditambah musik karaoke di gedung sebelah
Inikah pergulatan manusia menjelang maut tiba
Sementara Dita dan Widyawati asyik bicara tentang pergulatan
Hari esok
Sepulang menonton pertunjukan ABCD-nya musik masa kini
Kita tiduran di ranjang sunyi
Mengenang Chairil dan Raja Ali Haji
Gurindam itu kekasih bisakah menenangkan kita
Puisi-puisi luka itu dapatkah kita cerna lagi di sini
Kabarkanlah semua rindu ini pada Koran pagi
Aku tak punya kekuatan menahan sakit
Jika esok kita harus pulang
Semoga kenangan manis jadi ingatan sampai nanti

Medan, 2005

Analisis Puisi:

Puisi "Gebyar Suara" karya Harta Pinem adalah sebuah puisi yang kaya akan simbolisme dan penuh dengan refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, dan kenangan. Melalui penggambaran situasi yang hidup dan percakapan yang intim, Pinem mengajak pembaca untuk merenungkan makna eksistensi manusia di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern. Puisi ini menjadi sebuah perjalanan emosional yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan harapan untuk masa depan.

Situasi dan Suasana

Puisi ini dibuka dengan pertanyaan retoris: "Untuk siapakah gebyar suara ini." Pertanyaan ini menyiratkan kebingungan atau pencarian makna dari kebisingan dan keramaian yang ada di sekitar. Suasana malam di aula Hotel Nuansa Pekanbaru digambarkan semakin bergemuruh dengan adanya musik karaoke dari gedung sebelah, menciptakan kontras antara dunia luar yang bising dan dunia dalam yang penuh perenungan.

Pergulatan dan Percakapan

Dalam puisi ini, Pinem menggambarkan percakapan antara Dita dan Widyawati yang asyik berbicara tentang pergulatan hari esok. Percakapan ini mencerminkan kekhawatiran dan harapan manusia tentang masa depan. Di tengah situasi yang riuh, mereka masih bisa terlibat dalam diskusi yang lebih dalam dan bermakna, menandakan adanya pencarian makna di balik semua kebisingan.

Kenangan dan Refleksi

Setelah menonton pertunjukan musik, tokoh-tokoh dalam puisi ini kembali ke ranjang sunyi, di mana mereka mengenang sosok-sosok penting seperti Chairil Anwar dan Raja Ali Haji. Chairil Anwar, seorang penyair besar Indonesia, dikenal dengan puisi-puisinya yang penuh dengan refleksi dan pemberontakan. Sementara Raja Ali Haji dikenal dengan Gurindam Dua Belas, sebuah karya sastra Melayu yang penuh dengan petuah dan nasihat. Mengenang karya-karya mereka menjadi cara untuk mencari ketenangan dan makna di tengah kehidupan yang penuh pergulatan.

Puisi Luka dan Rindu

Puisi-puisi luka yang disebut dalam puisi ini melambangkan penderitaan dan pengalaman emosional yang mendalam. Pertanyaan apakah puisi-puisi ini dapat dicerna lagi di sini menandakan usaha untuk memahami dan memaknai kembali pengalaman-pengalaman tersebut dalam konteks yang baru. Rindu yang dikabarkan kepada koran pagi mencerminkan keinginan untuk mengungkapkan perasaan dan kenangan yang mendalam, meskipun terkadang terasa menyakitkan.

Harapan dan Kenangan Manis

Di akhir puisi, ada harapan bahwa kenangan manis akan tetap menjadi ingatan yang abadi: "Jika esok kita harus pulang, semoga kenangan manis jadi ingatan sampai nanti." Kalimat ini menunjukkan keinginan untuk mempertahankan momen-momen indah dan berarti dalam hidup, meskipun kita harus menghadapi kenyataan pahit dan perpisahan.

Puisi "Gebyar Suara" karya Harta Pinem adalah sebuah puisi yang mengajak pembaca untuk merenungkan kehidupan di tengah kebisingan dan pergulatan sehari-hari. Melalui percakapan intim dan refleksi mendalam, Pinem menggambarkan pencarian makna dan ketenangan di tengah hiruk-pikuk dunia modern. Kenangan, puisi, dan rindu menjadi elemen penting dalam usaha memahami dan menghayati kehidupan. Puisi ini berhasil menangkap kompleksitas eksistensi manusia dan menginspirasi pembaca untuk terus mencari makna di setiap langkah perjalanan hidup mereka.

Harta Pinem
Puisi: Gebyar Suara
Karya: Harta Pinem

Biodata Harta Pinem:
  • Harta Pinem lahir pada tanggal 25 Juni 1958 di Juhar, Tanah Karo, Sumatera Utara.
  • Harta Pinem meninggal dunia pada tanggal 24 Agustus 2021 di Medan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.