Puisi: Catatan di Tepi Danau (Karya Slamet Sukirnanto)

Puisi "Catatan di Tepi Danau" karya Slamet Sukirnanto menceritakan tentang seorang pria yang berada di tepi Danau Toba.
Catatan di Tepi Danau


Bunga tak menyesali langit
Kalau musim tidur di atas bukit
Batu tak menyesali cuaca
Kalau hujan singgah di relung mega

Yang ada dalam dirimu
Yang ada di alam raya
Bertemu di ujung garis
Bumimu dan hidup!

Ada burung terbang
Mengembangkan sayapnya
Keras kepaknya -- ke mana


Medan, Juli 1980

Sumber: Horison (Oktober, 1984)

Analisis Puisi:
Puisi "Catatan di Tepi Danau" karya Slamet Sukirnanto adalah karya yang merenungkan tentang hubungan manusia dengan alam dan alam semesta. Puisi ini menceritakan tentang seorang pria yang berada di tepi Danau Toba. Ia menggambarkan perasaannya tentang keindahan dan kedamaian yang ia rasakan di tepi danau. Di sini, ia menemukan kedamaian dan kesendirian yang menentramkan hatinya.

Puisi ini berisi ungkapan tentang kepercayaan dan harapan untuk diperlihatkan kepada Tuhan. Puisi ini juga berisi ungkapan tentang ketenangan dan keindahan alam yang dapat dirasakan di tepi danau.

Tema Puisi "Catatan di Tepi Danau": Tema utama puisi ini adalah tentang harmoni antara manusia, alam, dan alam semesta. Puisi ini merenungkan kesejajaran manusia dengan alam dan menggarisbawahi perasaan keberadaan yang berdampingan.

Gaya Bahasa dan Imaji: Puisi ini menggunakan bahasa sederhana namun penuh makna. Melalui perbandingan antara bunga dan musim, batu dan cuaca, penulis menggambarkan bahwa alam dan semua elemen di dalamnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan.

Makna Mendalam: Puisi ini menyampaikan pesan tentang persatuan manusia dengan alam. Bunga dan musim, batu dan cuaca, serta semua unsur alam lainnya, tidak menyesali peran mereka dalam alam semesta. Ini menekankan bahwa manusia juga adalah bagian dari alam semesta dan harus berbagi keberadaannya dengan rasa hormat.

Pencapaian Kesadaran: Puisi ini mendorong pembaca untuk mencapai kesadaran akan peran mereka dalam alam semesta. Melalui gambaran burung yang terbang dan mengembangkan sayapnya, penulis menggambarkan kebebasan dan perasaan keajaiban yang terkandung dalam eksistensi manusia.

Puisi "Catatan di Tepi Danau" karya Slamet Sukirnanto adalah karya yang merenungkan tentang harmoni manusia dengan alam dan alam semesta. Puisi ini mengingatkan kita tentang pentingnya menghormati alam dan mengenali bahwa kita adalah bagian integral dari alam semesta ini. Puisi ini mengajak kita untuk mencapai kesadaran tentang peran kita dalam menjaga keseimbangan alam dan menghargai keberadaan manusia dalam konteks yang lebih luas.

Puisi Slamet Sukirnanto
Puisi: Catatan di Tepi Danau
Karya: Slamet Sukirnanto

Biodata Slamet Sukirnanto:
  • Slamet Sukirnanto lahir pada tanggal 3 Maret 1941 di Solo.
  • Slamet Sukirnanto meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 2014 (pada umur 73 tahun).
  • Slamet Sukirnanto adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Para Pembakar pembakar-pembakar berjalan dari kampung menuju kota yang bersimpah luka lalu membakar harta, membakar rumah-rumah membakar angin dan jam daun-dau…
  • Sembahyang Malam Antara gelap dan terang Cahaya gemerlap dan lampu yang lelap Padamkan saja! Kamar ini biarkan jadi malam seterusnya Untuk pertemuan Pertemuan antara Kau d…
  • Orang yang Bulanorang yang bulan meninggalkan pedihmengguncangkan tanah-tanah menggetarkan angindi lembah-lembahorang yang bulan dengan cahayanya membakar mimpidan harapan pohon-po…
  • Pencarian La chair est triste, hélas!et j'ai lu tous les livres.- Stéphane Mallarme -perjalanan begitu jauh matahari larut dalam mimpi dan ganti …
  • MatahariMatahari telah meretakan anginDingin pun lari bersama musimTenggelam dalam jam, berdetakTik tak tik tak. Hari bergerakPergi setapak setapak — DanMembekaskan sunyi yang panj…
  • Dendam ArwahNamaku pisau. Aku datang dari sebuah masa lalumencari wajah seseorang yang pernah melukaikuAku bangkit dan menggeram atas tangan-tangankematian lalu berjalan sebagai so…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.