Puisi: Abad 20 (Karya Subagio Sastrowardoyo)

Puisi "Abad 20" karya Subagio Sastrowardoyo merupakan cerminan dari kompleksitas dan kegelisahan manusia modern dalam menghadapi pergolakan abad ke ..
Abad 20

Dalam pergulatan
Setiap muka mengandung penipuan.
Dan di kaca
kuhancurkan wajah bening
dalam seribu bingkah hitam.
Sebab aku bukan anak adam
yang membayang ke langit luka.
Aku ini keturunan jiwa yang terpecah
yang terhampar pada bimbang
antara percaya dan harakiri.

Langit itu kosong.
Aku bungkam keheningan
dalam jazz dan nikotin.

Sumber: Simfoni Dua (1990)

Analisis Puisi:

Puisi "Abad 20" karya Subagio Sastrowardoyo merupakan cerminan dari kompleksitas dan kegelisahan manusia modern dalam menghadapi pergolakan abad ke-20. Puisi ini menyajikan tema tentang identitas, keterpecahan jiwa, dan pencarian makna dalam dunia yang semakin individualistis dan materialistis.

Struktur Puisi

Puisi ini memiliki struktur yang bebas tanpa rima atau pola yang konsisten. Struktur bebas ini mencerminkan kebebasan ekspresi penyair dalam menggambarkan kompleksitas dan kekacauan zaman modern.

Gaya Bahasa dan Simbolisme

Subagio menggunakan bahasa yang kaya akan simbolisme dan metafora untuk menyampaikan pesan-pesan mendalam:
  • "Setiap muka mengandung penipuan": Menggambarkan kepalsuan dan hipokrisi yang sering kali ditemui dalam interaksi sosial manusia modern.
  • "Kuhancurkan wajah bening dalam seribu bingkah hitam": Simbol dari kehilangan keaslian dan kemurnian dalam diri akibat tekanan sosial dan perubahan zaman.
  • "Aku bukan anak adam yang membayang ke langit luka": Menunjukkan perasaan keterasingan dan ketidakmampuan untuk menemukan kedamaian atau pencerahan spiritual.

Tema dan Makna

  • Identitas dan Keterpecahan Jiwa: Puisi ini menggambarkan krisis identitas yang dialami manusia modern. Penyair merasa bahwa dirinya bukan "anak adam," yang biasanya mengacu pada manusia pertama dan simbol kemanusiaan yang utuh. Sebaliknya, penyair merasa sebagai keturunan jiwa yang terpecah, hidup dalam kebimbangan antara kepercayaan dan kehancuran diri (harakiri).
  • Keterasingan dan Kekosongan: Tema keterasingan sangat kuat dalam puisi ini. Penyair merasa langit itu kosong, menggambarkan perasaan hampa dan kehilangan makna dalam hidup. Kekosongan ini diisi dengan "jazz dan nikotin," yang bisa dilihat sebagai pelarian dari kenyataan atau upaya untuk mengisi kekosongan dengan hiburan dan kecanduan.
  • Pergolakan dan Kegelisahan: Puisi ini mencerminkan pergolakan batin dan kegelisahan yang dialami oleh manusia modern. Setiap muka yang mengandung penipuan menggambarkan ketidakpercayaan dan keraguan terhadap orang lain, sementara keterpecahan jiwa menunjukkan konflik internal yang mendalam.

Emosional

Kegelisahan dan Ketidakpastian: Penyair merasakan kegelisahan yang mendalam, tercermin dalam kerapuhan identitas dan kebimbangan yang dirasakan. Kegelisahan ini mencerminkan kondisi manusia modern yang sering kali terjebak dalam ketidakpastian dan keraguan.
Keterasingan dan Kekosongan: Perasaan keterasingan penyair sangat jelas dalam puisi ini. Kekosongan langit dan penggunaan jazz dan nikotin sebagai pelarian menunjukkan upaya penyair untuk menemukan makna dalam dunia yang sering kali terasa kosong dan tidak memadai.
Pencarian dan Keputusasaan: Ada unsur pencarian makna yang kuat, namun juga disertai dengan keputusasaan. Penyair mencari sesuatu yang bisa memberikan kedamaian atau kepastian, namun yang ditemukan hanyalah keterpecahan dan kebimbangan.
Puisi "Abad 20" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah refleksi mendalam tentang krisis identitas, keterasingan, dan pencarian makna dalam kehidupan modern. Melalui simbolisme dan metafora yang kuat, Subagio berhasil menggambarkan kompleksitas dan kegelisahan yang dirasakan oleh manusia di abad ke-20. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi eksistensial mereka sendiri dan mempertanyakan makna serta tujuan hidup di tengah-tengah dunia yang sering kali terasa kacau dan tidak pasti.

Dengan demikian, "Abad 20" bukan hanya sebuah karya sastra yang indah, tetapi juga sebuah cermin yang memantulkan kekacauan batin dan pergolakan yang dialami manusia modern, mengajak kita untuk merenungkan dan mencari makna dalam hidup kita sendiri.

Puisi Subagio Sastrowardoyo
Puisi: Abad 20
Karya: Subagio Sastrowardoyo

Biodata Subagio Sastrowardoyo:
  • Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
  • Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.