Surat Cinta dari Pangrango
(buat Iswi)
tanah air kita, sayang
ladang terbuka
bukit-bukit gemuk dada perawan
kali gunung mengangkang paha bening
ke laut
menunggang bukit dan lembah
telanjang
di atasnya langit penyair melungkup
selendang awan
merah darah persetubuhan pertama
pucuk-pucuk bukit basah
keringat
embun pagi muda
daun-daun hamil, sayang
di sini Pangrango
cuma pucuk-pucuk pinus menggelepar
asmara pada hujan
kali-kali lembah menyibak batuan
suci sekali
pangkuan kawah yang mendidih
angin melarikan kuapnya putih
dengan kaki-kaki letih
dari Jakarta yang jauh
dari keringat bensin di dahi
debu-debu kota
dan rawan sejuta kere menadah tangan
di mana penyair diadili
di mana korupsi disusul bersama kanak-kanak
di mana perawan diperkosa dengan uang
dan janji palsu
di sini
sayang
paculah kudamu paling jalang
melarikan puncak demi puncak
menapak lereng-lereng kebun teh
bagai bayi kurus
yang takut
tidurkan aku
antara lembah dadamu
dengan sentuhan jari
12 Mei 1970
Sumber: Penyair Muda di Depan Forum (1976)
Analisis Puisi:
Puisi "Surat Cinta" karya Dami N. Toda adalah sebuah penggambaran yang indah dan puitis tentang keindahan alam Indonesia, kontras dengan kegelapan dan kekerasan kota metropolitan.
Penggambaran Alam Indonesia: Puisi ini menggambarkan keindahan alam Indonesia dengan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam. Mulai dari ladang terbuka hingga bukit-bukit yang seperti "gemuk dada perawan", penyair menciptakan citra yang memukau tentang kecantikan alam Indonesia.
Kontras Kota dan Alam: Puisi ini mengeksplorasi kontras antara keindahan alam dan kegelapan kota metropolitan. Sementara alam digambarkan dengan kata-kata yang puitis dan indah, kota digambarkan sebagai tempat yang penuh dengan "debu-debu kota" dan "rawan sejuta kere". Ini mencerminkan konflik antara kemajuan perkotaan dan kebutuhan akan kedamaian dan keindahan alam.
Panggilan untuk Kembali ke Alam: Penyair mengekspresikan rasa kerinduan akan keindahan alam dan ketenangan yang hanya dapat ditemukan di alam. Dengan mengekspresikan keinginannya untuk melarikan diri dari kota ke alam yang tenang, dia menyampaikan sebuah panggilan untuk kembali ke akar-akar alam dan menemukan kedamaian di dalamnya.
Penyembuhan dan Ketenangan: Di bait terakhir, penyair merindukan sentuhan yang menenangkan dari alam, diwakili oleh "lembah dadamu" dan "sentuhan jari". Ini menciptakan gambaran akan alam sebagai tempat penyembuhan dan ketenangan di tengah-tengah kegelisahan dan kegelapan kota.
Puisi "Surat Cinta" karya Dami N. Toda adalah sebuah penggambaran yang kuat dan puitis tentang keindahan alam Indonesia, serta kontrasnya dengan kehidupan perkotaan yang keras dan gelap. Ini adalah sebuah panggilan untuk kembali ke akar alam dan menemukan kedamaian di dalamnya.
Puisi: Surat Cinta
Karya: Dami N. Toda
Biodata Dami N. Toda:
- Dami N. Toda (Dami Ndandu Toda) lahir di Pongkor, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 20 September 1942.
- Dami N. Toda meninggal dunia di Leezen, Jerman, pada tanggal 10 November 2006.