Puisi: Ramadhan Batu (Karya Damiri Mahmud)

Puisi "Ramadhan Batu" karya Damiri Mahmud mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keteguhan, kesabaran, dan kebijaksanaan dalam menghadapi ...
Ramadhan Batu

batu
dahulu bernama gua
rumah margasatwa
menyimpan rahasia

karena tahu
dan percaya
batu tak pernah mau berkata
batu senantiasa setia
air mengalir seluruh tubuh
tak menyentuh
darah dagingnya

kemudian batu direnggutkan
mahluk bernama manusia
rumah asalnya yang purba
terlempar ke jalan-jalan
tembok-tembok kota
menanam beban
terhimpit di bawah kita

batu tetap diam
bukan tak punya bahasa

batu
puasa
ramadhan sepanjang masa

Analisis Puisi:

Puisi "Ramadhan Batu" karya Damiri Mahmud adalah karya yang sarat dengan makna dan simbolisme yang dalam.

Batu sebagai Simbol Kekuatan dan Kekal: Batu dalam puisi ini melambangkan kekuatan, keteguhan, dan ketegaran. Sebagai bagian dari alam, batu tidak pernah berubah, tidak pernah berbicara, dan tidak pernah mengalami perubahan. Ia menjadi simbol kekekalan dan ketenangan dalam keadaan apapun.

Transformasi Manusia dan Batu: Puisi menggambarkan transformasi manusia yang merebut batu dari rumah asalnya, gua yang merupakan bagian dari alam. Hal ini mencerminkan interaksi manusia dengan alam yang seringkali mengakibatkan kerusakan lingkungan dan pemindahan habitat asli dari spesies lain, dalam hal ini batu.

Keteguhan Batu dalam Waktu Ramadhan: Dalam konteks Ramadhan, batu menjadi simbol puasa dan kesabaran. Seperti batu yang tidak mengalami perubahan, Ramadhan mengajarkan kesabaran dan ketekunan dalam menjalani ibadah dan menahan diri dari nafsu dan keinginan duniawi.

Batu sebagai Penjaga Rahasia: Batu juga melambangkan penjaga rahasia dan kebijaksanaan alam. Dalam keheningannya, batu menyimpan segala rahasia alam semesta dan memberikan pelajaran tentang kebijaksanaan dan kesederhanaan.

Puasa sebagai Keheningan: Dalam penggambaran Ramadhan sebagai "puasa sepanjang masa", puisi ini menyoroti esensi dari puasa, yaitu keheningan batin dan introspeksi diri. Puasa memungkinkan manusia untuk menghubungkan diri dengan yang Maha Kuasa melalui refleksi dan pengendalian diri.

Dengan demikian, melalui metafora batu dan keterhubungannya dengan Ramadhan, Damiri Mahmud mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keteguhan, kesabaran, dan kebijaksanaan dalam menghadapi perubahan dan tantangan kehidupan, serta makna sejati dari puasa dan ibadah Ramadhan.

Damiri Mahmud
Puisi: Ramadhan Batu
Karya: Damiri Mahmud

Biodata Damiri Mahmud:
  • Damiri Mahmud lahir pada tanggal 17 Januari 1945 di Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara.
  • Damiri Mahmud meninggal dunia pada tanggal 30 Desember 2019 (pada usia 74) di Deli Serdang, Sumatra Utara.
© Sepenuhnya. All rights reserved.