Puisi: Paradoks Kota (Karya Melki Deni)

Puisi || Paradoks Kota || Karya || Melki Deni ||
Paradoks Kota


Waktu masih kanak-kanak kita bermain patgulipat di antara bunga-bunga dan kolong dapur; sebelum alat-alat berat melebarkan jalan-jalan; sebelum hutan-hutan digusur sampai ke akar-akarnya; sebelum kita diusir secara membabi buta, minggat dari sini; sebelum pagar tembok setinggi langit dibangun di kota ini.

Pagar tembok setinggi langit itu membayangkan ada yang mencoret-coret tubuhnya dengan seni mural; melukis paradoks ekonomi-politik, sosiokultural, dan keagamaan kita. Pagar tembok setinggi langit itu tidak pernah membayangkan dirinya menjadi batas, grafik, alat kekuasaan, jarak dan lanskap yang cacat, yang memagari kasih dan kisah kita.

Di kota ini kita tidak tercatat lagi; asap industri mengepul siang malam; jeritan ringkih arwah janin-janin korban aborsi; dan kita menjadi turis domestik di atas tanah tumpah darah. Sebab di kota ini kebebasan, persaudaraan, dan keadilan sosial adalah imajinasi kemanusiaan yang mustahil; muspra.


2021


Puisi Melki Deni
Puisi: Paradoks Kota
Karya: Melki Deni

Biodata Melki Deni:
  • Melki Deni adalah mahasiswa STFK Ledalero, Maumere, Flores, NTT.
  • Aktif menulis puisi sejak sekolah menengah pertama.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.