Puisi: Melambunglah Wahai Melambunglah (Karya Bambang Darto)

Puisi: Melambunglah Wahai Melambunglah Karya: Bambang Darto
Melambunglah Wahai Melambunglah


Maut melambunglah. Aduhai melambunglah.
Ke langit biru ke negeri Tuhan
Jangan meraung bagai kecapi ajaib
Ada di siang dan malam. Tanpa bicara

Sudah penuh bersabar deritaku
menunggu malam di luar yang berat
Walau seratus cinta telah diberi padaku
Tak terbongkar pohon selera dari sinar yang panas

Berkali sudah aku selalu menghadap ini meja
Dengan membaca ayat-ayat suci di sini
Lapar aku, lapar aku maut melambunglah
Saat aku lahir sudah terlupa digenggam nyata

Dan malaikat rambutnya panjang
Berbaring di kebun sunyi mengulurkan bulan
Burulah wahai dari segala mata hidup
Di sini, di rumah ini, kuhabiskan bacaan kitabku.


Sumber: Horison (Desember, 1973)


Bambang Darto
Puisi: Melambunglah Wahai Melambunglah
Karya: Bambang Darto

Biodata Bambang Darto:
  • Bambang Darto lahir di Nganjuk, pada tanggal 26 Februari 1950.
  • Bambang Darto meninggal dunia di Yogyakarta pada tanggal 20 Januari 2018.

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Sajak dari LautLaut bergelombang buastapi, lebih buas hati manusiaHari demi harimeruntuhkan alam manusia kamiDan ombak berbisikmenandai lagu nestapaBintang yang jauhmenghancurkan c…
  • Melambunglah Wahai MelambunglahMaut melambunglah. Aduhai melambunglah.Ke langit biru ke negeri TuhanJangan meraung bagai kecapi ajaibAda di siang dan malam. Tanpa bicaraSudah penuh…
  • KabutRumput-rumput dan bunga-bungaan di kebun mungilmenggumam dalam perubahan warna: beku dan kelabuAneh, senantiasa menghadap padakuPerempuan, semak-semak, dan anjungamat sulit 't…
  • Kita MatiKita telah matisaat lembut angin pagisudah kita anggap tak suci.Kita kerangka yang dibunuhribuan mimpiberjalan dan masih bangga diri.Kita telah matimeski senyum kadang ber…
  • Sore HariHujan turun di saat jam rusakdan matahari menggelapHari tanpa angindan ketika geludug menggedor dadahatiku lukaAh, cinta yang tak saling berkabarseparo garam separo air ta…
  • Teka-Teki Tak BerjawabMengapa kita kubur suara-suara kitaMengapa kita kubur tangan dan kaki kitaMengapa kita kubur pikiran-pikiran kitaKita tak bergerak - patung dengan mata takutS…
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.