Malam Seribu Bulan
Unggas diam
Pohon diam
Angin diam
Rumah diam
Kota diam
Istana diam
Nafsu diam
Diam hurufku
Diam ejaku
Diam bibirku
Hati gemuruh memburu
Dingin waktu
24 Ramadhan 1431
Analisis Puisi:
Puisi "Malam Seribu Bulan" karya Damiri Mahmud adalah perenungan yang dalam tentang keheningan dan kekosongan yang melingkupi malam.
Atmosfer Malam yang Hening: Puisi ini membawa pembaca ke dalam suasana malam yang sunyi dan hening. Dengan menyajikan gambaran tentang berbagai unsur alam dan kehidupan yang diam, penyair menciptakan suasana malam yang seakan membeku dalam keheningan.
Simbolisme Keberadaan yang Hampa: Penyair menggunakan gambaran keheningan malam sebagai metafora untuk kehampaan atau kekosongan dalam kehidupan. Ketika segala sesuatu di sekitarnya diam, itu mencerminkan kekosongan dalam eksistensi dan kehampaan dalam keberadaan.
Keheningan sebagai Pemburu Dalam: Meskipun semua tampak diam dan tenang, hati penyair gemuruh memburu. Ini menciptakan kontras yang menarik antara keheningan fisik dan kegaduhan internal yang dirasakan oleh individu. Keheningan malam menjadi latar belakang bagi kegelisahan dan pertarungan batin yang berlangsung di dalam diri.
Keheningan dan Ketidakberdayaan: Dengan menonjolkan keheningan di berbagai tingkatan, penyair menggambarkan perasaan ketidakberdayaan atau kekosongan yang melanda. Diamnya segala hal, dari ungkapan hingga nafsu, menyoroti kekosongan yang dirasakan di tengah-tengah kehidupan yang serba hiruk-pikuk.
Penggunaan Bahasa yang Minimalis: Damiri Mahmud menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk menyampaikan gambaran malam yang sunyi dan kekosongan eksistensial. Penggunaan kata-kata yang minim dan padat memberikan kesan yang dalam dan memperkuat suasana keheningan yang ingin disampaikan penyair.
Melalui puisi "Malam Seribu Bulan", Damiri Mahmud mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari keheningan dan kekosongan dalam kehidupan manusia. Puisi ini menjadi meditasi tentang keberadaan dan makna kehidupan di tengah-tengah hampa dan kekosongan yang melingkupi.
Puisi: Malam Seribu Bulan
Karya: Damiri Mahmud
Biodata Damiri Mahmud:
- Damiri Mahmud lahir pada tanggal 17 Januari 1945 di Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara.
- Damiri Mahmud meninggal dunia pada tanggal 30 Desember 2019 (pada usia 74) di Deli Serdang, Sumatra Utara.