Puisi: Kwatrin Larut Malam (Karya Gunoto Saparie)

Puisi "Kwatrin Larut Malam" karya Gunoto Saparie menggambarkan nuansa keintiman dan misteri dalam hubungan antara dua individu.
Kwatrin Larut Malam

pada bukit dadamu
ada rahmat dan berkatmu 
pada lembah tubuhmu
kunikmati mautku, mautmu...

2021

Analisis Puisi:

Puisi "Kwatrin Larut Malam" karya Gunoto Saparie adalah sebuah karya sastra yang puitis dan mendalam, menggambarkan nuansa keintiman dan misteri dalam hubungan antara dua individu. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun sarat makna, puisi ini membangun atmosfer yang intim dan reflektif.

Tema dan Motif

Puisi ini mengangkat tema cinta, keintiman, dan kehidupan dalam konteks keabadian. Motif alam seperti bukit dan lembah digunakan sebagai simbol untuk menggambarkan kedalaman perasaan dan hubungan antara dua manusia. Tema kehidupan dan kematian hadir dalam kata-kata yang merujuk pada "mautku, mautmu", mencerminkan pengalaman hidup yang penuh dengan perenungan akan keabadian dan arti eksistensi.

Gaya Bahasa dan Imaji

Gaya bahasa dalam puisi ini sederhana namun penuh dengan imaji yang kuat. Misalnya, "pada bukit dadamu / ada rahmat dan berkatmu" menciptakan gambaran tentang kehadiran yang memberi kehidupan dan berkat dalam keintiman. Penggunaan kata-kata seperti "kunikmati mautku, mautmu" menggambarkan kesatuan dalam cinta yang mendalam, di mana dua individu mengalami kehidupan dan kematian bersama-sama.

Struktur dan Ritme

Puisi ini memiliki struktur yang singkat dengan empat baris pendek yang terorganisir secara simetris. Ritme puisi ini mengalir dengan lancar, menekankan pada keintiman dan kedalaman makna dalam setiap kata. Penggunaan paralelisme antara "pada bukit dadamu" dan "pada lembah tubuhmu" memberikan kesan kesatuan yang harmonis dalam perenungan tentang cinta dan keabadian.

Makna dan Interpretasi

Interpretasi dari puisi ini dapat bervariasi tergantung pada pengalaman dan perspektif pembaca. Secara umum, "Kwatrin Larut Malam" menggambarkan hubungan cinta yang mendalam di antara dua individu, di mana keintiman dan penerimaan atas kematian menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman hidup bersama. Puisi ini juga mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna eksistensi dan arti dari hubungan yang berdasarkan pada cinta sejati.

Puisi "Kwatrin Larut Malam" adalah sebuah karya yang memikat dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun kaya akan makna. Gunoto Saparie berhasil menciptakan atmosfer yang intim dan reflektif melalui penggambaran keintiman dan hubungan yang melampaui batas-batas fisik. Puisi ini tidak hanya menggambarkan perasaan cinta, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keabadian dan perjalanan hidup yang menghadirkan berbagai pengalaman dan makna.

Dengan demikian, "Kwatrin Larut Malam" mengundang pembaca untuk mengeksplorasi dan merenungkan keindahan serta kompleksitas dalam hubungan cinta dan eksistensi manusia, melalui lensa puitis yang mendalam dan introspektif.

Gunoto Saparie
Puisi: Kwatrin Larut Malam
Karya: Gunoto Saparie


BIODATA GUNOTO SAPARIE

Gunoto Saparie lahir di Kendal, Jawa Tengah, 22 Desember 1955. Pendidikan formal yang ditempuh adalah Sekolah Dasar Kadilangu, Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Pertama Cepiring, Kendal, Sekolah Menengah Ekonomi Atas Kendal, Akademi Uang dan Bank Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Semarang. Sedangkan pendidikan nonformal Madrasah Ibtidaiyyah Islamiyyah Tlahab, Gemuh, Kendal dan Pondok Pesantren KH Abdul Hamid Tlahab, Gemuh, Kendal.

Selain menulis puisi, ia juga mencipta cerita pendek, kritik sastra, esai, dan kolom, yang dimuat di sejumlah media cetak terbitan Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Jakarta, Brunei Darussalam, Malaysia, Australia, dan Prancis. Kumpulan puisi tunggalnya yang telah terbit adalah Melancholia (Damad, Semarang, 1979), Solitaire (Indragiri, Semarang, 1981),  Malam Pertama (Mimbar, Semarang, 1996),  Penyair Kamar (Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah, Semarang, 2018), dan Mendung, Kabut, dan Lain-lain (Cerah Budaya Indonesia, Jakarta, 2019). Kumpulan esai tunggalnya Islam dalam Kesusastraan Indonesia (Yayasan Arus, Jakarta, 1986). Kumpulan cerita rakyatnya Ki Ageng Pandanaran: Dongeng Terpilih Jawa Tengah (Pusat Bahasa, Jakarta, 2004).  Novelnya Selamat Siang, Kekasih dimuat secara bersambung di Mingguan Bahari, Semarang (1978) dan Bau (Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal, 2019) yang menjadi nomine Penghargaan Prasidatama 2020 dari Balai Bahasa Jawa Tengah.

Ia juga pernah menerbitkan antologi puisi bersama Korrie Layun Rampan berjudul Putih! Putih! Putih! (Yogyakarta, 1976) dan Suara Sendawar Kendal (Karawang, 2015). Sejumlah puisi, cerita pendek, dan esainya termuat dalam antologi bersama para penulis lain.  Puisinya juga masuk dalam buku Manuel D'Indonesien Volume I terbitan L'asiatheque, Paris, Prancis, Januari 2012. Ia juga menulis puisi berbahasa Jawa (geguritan) di Panjebar Semangat dan Jaya Baya.

Ia menjabat Pemimpin Redaksi Kampus Indonesia (Jakarta), Tanahku (Semarang), Delik Hukum Jateng (Semarang) setelah sebelumnya menjabat Redaktur Pelaksana dan Staf Ahli Pemimpin Umum Koran Wawasan (Semarang), Pemimpin Redaksi Radio Gaya FM (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Faktual (Semarang), Redaktur Pelaksana Tabloid Otobursa Plus (Semarang), dan Redaktur Legislatif  (Jakarta).

Selain di bidang pers, ia pernah bekerja di bidang pendidikan, yaitu guru di SMP Yasbumi Cepiring, SMP PGRI Patebon, SMP Muhammadiyah Kendal, dan SMA Al-Farabi Pegandon. Ia pernah pula bekerja di CV Sido Luhur Kendal dan PT Aryacipta Adibrata Semarang.

Saat ini ia menjabat Ketua Umum Dewan Kesenian Jawa Tengah (DKJT), Fungsionaris Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Wilayah Jawa Tengah, Ketua III Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jawa Tengah, dan Ketua Forum Komunikasi Wartawan Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah. Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua Kelompok Studi Seni Remaja (KSSR) Kendal, Ketua Pelaksana Dewan Teater Kendal, Sekretaris Forum Komunikasi Studi Mahasiswa Kekaryaan (Fokusmaker) Jawa Tengah, Wakil Ketua Ormas MKGR Jawa Tengah, Fungsionaris DPD Partai Golkar Jawa Tengah, Sekretaris DPD Badan Informasi dan Kehumasan Partai Golkar Jawa Tengah, dan Sekretaris Bidang Kehumasan DPW Partai Nasdem Jawa Tengah. 

Sejumlah penghargaan di bidang sastra, kebudayaan, dan jurnalistik telah diterimanya, antara lain dari Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Menteri Perumahan Rakyat, Menteri Penerangan, Menteri Luar Negeri, Pangdam IV/ Diponegoro, dan Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.

Gunoto Saparie juga sering diundang sebagai pembicara dalam kongres, simposium, dan seminar kesastraan. Ia pun sering membaca puisi di berbagai tempat dan juri lomba literasi yang diadakan lembaga pemerintah maupun swasta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.