Kota (1)
sekali waktu
ketika kita dipukul risau
rindu rumput hijau
di ujung sana gugusan pulau-pulau
bagai buluh
tetes sungai
dari hulu
antara batu-batu
ungu
ngalir air
liku-liku
sementara
kuik elang mengejar
camar, begitu lengang
dan samar
datang kemana kita datang
kemana kita datang kemana
kita urat kita darah kita jantung
kita telah membalut kota
Kota (2)
sebuah kolam
alangkah betah
berenang dalam
airnya, senantiasa tampak tenang
tapi beriak nyalang
selamat datang, kembanglah
selebar mimpi dan hirup
sepuas kenang ketika kau
tiada lagi mencari
pulang
Kota (3)
kota pinang masak
buahnya kuning berserak-serak
dicakar ayam sepanjang hari
pigura pagoda
kuil-kuil tua
masjid di mana
aku letih mencari-cari
di lebuh itu kulihat engkau
berjalan menepi-nepi
selamat malam
di rumah tumpangan ini
aku berharap kita berjumpa
dalam mimpi
Kota (4)
kota hanya kotak
bayang-bayang tembaga yang kita tatap
di kejauhan sana
adalah sisa mimpi kita
berjalan perlahan-lahan
masih dalam tubuh adam
dalam bungkus kemeja tua
kota hanya kotak-kotak
lampu-lampu mengerang
tak henti dalam mengajak
menyekap ruang
mengeras dalam waktu
begitu jauh
jalan
simpang-siur yang menyesatkan kita
tuhan
berikan aku
satu saja
ketika dulu
engkau menutup api neraka
kota hanya kotak migran
dari segala cemburu
siap memburu cemas
tak sempat membangun angan
menyimpan segigit rindu
ke mana pun aku pergi
kota hanya misteri kotak
gurun-gurun gelap dari otak
sisa kopi yang kita hirup tadi pagi
sia-sia membangun mimpi