Puisi: Ketika Hari Minggu (Karya Joss Sarhadi)

Puisi "Ketika Hari Minggu" karya Joss Sarhadi menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan metafora yang kuat dan sentuhan emosional yang mendalam.
Ketika Hari Minggu

engkau yang bergelantungan dalam bis kota
mendengarkan serapahku
engkau yang berselimut malam kedinginan
menghangatkan tidurku
engkaulah buah bibirku

ketika engkau hentikan ceritamu
langitku tipis
membayangkan darahku yang hitam
berlumuran dihajar malaikat interogasi
ketika begitu kudengar suaramu di altar

        – inilah aku
           temanmu
           yang rendah hati

maka piala anggur pun diangsurkan
dan cincang dagingmu dibagikan
seperti biasa
esok
kubawa dagingmu yang telah kuragi
dalam tromol nasi
naik bis kota.

1975

Sumber: Penyair Muda di depan Forum (1976)

Analisis Puisi:

Puisi "Ketika Hari Minggu" karya Joss Sarhadi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan sehari-hari dengan metafora yang kuat dan sentuhan emosional yang mendalam. Puisi ini menghadirkan gambaran yang kompleks tentang hubungan antara dua individu yang mungkin berada dalam posisi yang berbeda dalam kehidupan.

Tema Puisi

Puisi ini menggambarkan perasaan kerinduan, kesepian, dan kepedihan. Tema utama yang dapat diidentifikasi adalah hubungan antara dua individu yang saling bergantung, mungkin dalam konteks pertemanan atau hubungan yang tidak jelas. Ada nuansa pengorbanan dan ketergantungan yang disampaikan dengan cara yang cukup emosional.

Gaya Bahasa dan Imaji

Puisi ini menggunakan bahasa yang kaya dengan imaji-imaji yang kuat. Misalnya, "engkau yang bergelantungan dalam bis kota" menggambarkan keadaan seseorang yang tergantung pada transportasi umum, sementara "menghangatkan tidurku" menciptakan gambaran tentang seseorang yang memberi kenyamanan pada individu lain. Imaji-imaji seperti ini membantu membangun suasana dan nuansa yang intens dalam puisi.

Struktur dan Pengaturan Teks

Puisi ini memiliki struktur yang tidak konvensional dengan penggunaan jeda dan indentasi yang tidak teratur, menunjukkan perubahan dalam sudut pandang atau perasaan yang berbeda dari penyair. Bagian akhir puisi yang diawali dengan "– inilah aku" menambahkan dimensi introspektif yang mendalam, di mana penyair menunjukkan identitasnya sendiri dengan rasa rendah hati.

Makna dan Interpretasi

Interpretasi puisi ini dapat bervariasi tergantung pada pengalaman dan perspektif pembaca. Secara umum, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang hubungan antarmanusia, kesetiaan, dan pengorbanan. Pesan tentang ketergantungan emosional dan interaksi sosial muncul dengan kuat, dengan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar seperti bagaimana kita memengaruhi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Puisi "Ketika Hari Minggu" karya Joss Sarhadi adalah sebuah karya yang memikat dan merenungkan. Melalui bahasa yang indah dan imaji yang kuat, Sarhadi berhasil menggambarkan dinamika hubungan manusia dengan cara yang puitis namun tajam. Puisi ini tidak hanya menggugah emosi pembaca tetapi juga menantang mereka untuk menafsirkan maknanya sendiri dalam konteks kehidupan mereka.

Dengan demikian, "Ketika Hari Minggu" bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata, tetapi juga cerminan dari kompleksitas hubungan sosial dan emosional manusia, serta pilihan yang dibuat dalam interaksi sehari-hari.

Joss Sarhadi
Puisi: Ketika Hari Minggu
Karya: Joss Sarhadi

Biodata Joss Sarhadi:
Nama lengkapnya adalah Joseph Suminto Sarhadi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.