Puisi: Kali Mati (Karya Dami N. Toda)

Puisi "Kali Mati" karya Dami N. Toda menggambarkan dampak destruktif dari pembangunan dan perubahan lingkungan terhadap alam dan manusia.
Kali Mati

ranggas pohonan
atas bangkai hujan
berkelok jauh

batu hitam
dalam usus kali
menanti
timbun waktu
yang mati dalam harian
orang kota

sepotong rahang hujan
terbengkelai di pasir kering
bertulis namamu namaku
bergandengan tadi dari kota kemari
terdampar rema kaleng bir kita
minum dulu di tanah air yang asing
sekarang

(hapuskan air mata itu
 regukkan pada peninggalan bakal datang)

kali mati
terus mengalirkan mimpi bah
pembangunan kota rema-rema sampah
pekik peperangan tanda tugu Babil
didirikan
halilintar nuklir merabuki mayat-mayat
dan nurani yang dinistakan sepotong-
sepotong
sepotong lagi tersia
membusuk dalam nadi sepanjang leret
pohonan
tepi kali mati
dan burung-burung nazar menemukan
mayat kita
tersusun dalam kornet ensiklopedia
entah di delta benua mana

Sumber: Buru Abadi (2005)

Analisis Puisi:

Puisi "Kali Mati" karya Dami N. Toda adalah sebuah karya yang mengeksplorasi tema-tema lingkungan, kehancuran, dan kehilangan identitas. Melalui gambaran-gambaran alam dan penggunaan bahasa yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang dampak destruktif dari pembangunan dan perubahan lingkungan.

Gambaran Alam yang Melankolis: Puisi ini dimulai dengan gambaran alam yang melankolis, menggambarkan pohonan yang bergeliat di atas bangkai hujan dan batu hitam dalam usus kali. Gambaran ini menciptakan suasana yang suram dan penuh kehampaan, menunjukkan bahwa alam semesta telah mengalami kerusakan dan perubahan yang tidak menguntungkan.

Kritik terhadap Pembangunan Kota: Penulis menyuarakan kritik terhadap pembangunan kota yang tidak terkendali, melalui gambaran-gambaran seperti pembangunan kali rema-rema sampah dan tugu Babil. Hal ini mencerminkan kekhawatiran akan dampak negatif dari urbanisasi dan modernisasi terhadap lingkungan dan kehidupan manusia.

Kehilangan Identitas dan Kebangsaan: Puisi ini juga menyentuh tema kehilangan identitas dan kebangsaan, terutama dalam bagian yang menyebutkan tentang minum di "tanah air yang asing". Ini menggambarkan perasaan terasing dan terpisah dari akar budaya dan identitas bangsa, yang mungkin terjadi sebagai dampak dari modernisasi yang tak terkendali.

Penyesalan dan Kesedihan: Puisi ini juga mencerminkan penyesalan dan kesedihan atas kerusakan lingkungan dan kehilangan nilai-nilai kemanusiaan. Gambaran-gambaran seperti air mata, mayat yang terbuang, dan mayat kita yang tersusun dalam kornet ensiklopedia menggambarkan penderitaan dan kesedihan yang mendalam atas kehancuran lingkungan dan kehilangan nilai-nilai moral.

Panggilan untuk Kesadaran dan Tindakan: Meskipun puisi ini melukiskan gambaran yang suram, namun di akhir terdapat panggilan untuk kesadaran dan tindakan. Penulis menyerukan untuk menghapuskan air mata dan menghadapi peninggalan yang akan datang, menunjukkan bahwa masih ada harapan untuk perbaikan dan perubahan jika kita bertindak secara kolektif dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Puisi "Kali Mati" karya Dami N. Toda adalah sebuah karya yang menggambarkan dampak destruktif dari pembangunan dan perubahan lingkungan terhadap alam dan manusia. Melalui gambaran-gambaran yang melankolis dan penggunaan bahasa yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan nilai-nilai kemanusiaan, serta tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan yang lebih lanjut.

Dami N. Toda
Puisi: Kali Mati
Karya: Dami N. Toda

Biodata Dami N. Toda:
  • Dami N. Toda (Dami Ndandu Toda) lahir di Pongkor, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 20 September 1942.
  • Dami N. Toda meninggal dunia di Leezen, Jerman, pada tanggal 10 November 2006.
© Sepenuhnya. All rights reserved.