In Memoriam:
Saudaraku Yohasua
Jikalau Allah berkehendak
tak seorang mampu menolak
dan aku terpukul telak
diam terhenyak
Saudaraku
bukankah baru kemarin siang
kupaksa kau kuperiksa tensi
dan di monitor digital terdeteksi
SYS mmHg 148
DIA mmHg 84
PULSE/min 86
pertanda tekanan darah
dan detak jantungmu berkisar tak parah?
tapi mengapa
malam harinya
kau tak bilang
sendiri berpulang?
Jikalau Allah berkehendak
tak seorang mampu menolak
dan aku terpukul telak
diam terhenyak
Kau yang pendiam
kau yang batu karang
kau yang misteri
kau yang nampak garang
tapi kau punya hati
pure bagaikan pualam
Aku tahu, betapa kau mengasihi keluarga
menghormat pimpinan, bersahabat sejawat
dengan dedikasi, setia di kerja
merawat yang sekarat
demi nasabah, hingga akhirnya
perusahaan publik itu tercerabut
dari keberadaannya yang teraniaya
dan disitu, kita mau menepis kabut
Jikalau Allah berkehendak
tak seorang mampu menolak
dan aku terpukul telak
diam terhenyak
Dalam merenungkan kepergianmu
sampailah batinku ke ujung malam
dimana cakrawala mengoyak kelam
disana kita berjabat salam...
Selamat jalan Saudaraku!