Hujan Karang
hujan tua
mati di karang
berkubur di pasir
kampung nelayan
amis arak telah lama
dalam tempayan
bersaksi ternak mati
di rumput kering
kemarau dan hujan
hanya rema maut yang gugur
berjamur di pasir
dan lahir lagi besok
dari sisa tangis bayi-bayi lahir
Sumber: Buru Abadi (2005)
Analisis Puisi:
Puisi "Hujan Karang" karya Dami N. Toda adalah sebuah karya yang menggambarkan siklus kehidupan dan kematian, serta hubungannya dengan alam dan manusia. Melalui bahasa yang sederhana namun puitis, puisi ini menyampaikan pesan tentang ketidakberdayaan manusia di hadapan kekuatan alam dan keniscayaan siklus kehidupan.
Gambaran Kehidupan dan Kematian: Puisi ini membawa pembaca ke dalam gambaran kehidupan dan kematian yang tak terhindarkan. Hujan tua yang mati di karang menciptakan citra tentang kejadian alam yang dramatis dan tak terelakkan, sementara "bersaksi ternak mati di rumput kering" menyoroti siklus alamiah kehidupan dan kematian yang terus berlanjut.
Simbolisme Alam: Alam menjadi simbol utama dalam puisi ini, dengan hujan tua yang mati di karang dan rema maut yang gugur menjadi representasi dari kekuatan alam yang tak terelakkan. Simbolisme ini mengingatkan pembaca akan kerapuhan manusia di hadapan kekuatan alam yang lebih besar dari diri mereka sendiri.
Keterikatan dengan Alam: Puisi ini juga menyoroti keterikatan manusia dengan alam, terutama melalui gambaran "kampung nelayan" dan "rumput kering". Ini menciptakan citra tentang kehidupan masyarakat yang bergantung pada alam sebagai sumber kehidupan, namun juga rentan terhadap ketidakpastian dan kekuatan alam yang tidak terduga.
Siklus Kehidupan: Puisi ini menggambarkan siklus kehidupan yang tak terputus, dengan "lahir lagi besok dari sisa tangis bayi-bayi lahir". Ini menekankan bahwa meskipun ada kematian dan kehancuran, namun kehidupan akan terus berlanjut dan regenerasi akan terjadi di tengah-tengah kehancuran dan kematian.
Refleksi atas Kehidupan Manusia: Secara keseluruhan, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang arti kehidupan manusia dalam konteks alam dan siklus kehidupan yang lebih besar. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan simbolisme alam, puisi ini menyampaikan pesan tentang kerapuhan manusia di hadapan kekuatan alam, namun juga keindahan dan ketekunan dalam siklus kehidupan yang tak terelakkan.
Puisi "Hujan Karang" karya Dami N. Toda adalah sebuah karya yang menggambarkan siklus kehidupan dan kematian, serta keterikatan manusia dengan alam. Melalui gambaran-gambaran yang kuat dan bahasa yang puitis, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kehidupan manusia dalam konteks alam yang lebih luas, serta menghadapi kenyataan akan siklus kehidupan yang tak terelakkan.
Puisi: Hujan Karang
Karya: Dami N. Toda
Biodata Dami N. Toda:
- Dami N. Toda (Dami Ndandu Toda) lahir di Pongkor, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 20 September 1942.
- Dami N. Toda meninggal dunia di Leezen, Jerman, pada tanggal 10 November 2006.