Capung
hujan turun banyak tahun ini
curah tanpa kau suka bukan soal
batang padi menari di air
capung kejaran di atasnya
kau menarik nafas
waktu capung-capung itu menyatukan tubuhnya
di pucuk padi lalu kejaran kembali
di atas sawah-sawah di atas ladang-ladang
lalu
uap tanah mentah meruap ke langit
selalu begitu
jalan baru membelah hutan-hutan karet
memotong lereng dan lembah
selalu begitu
semakin bertali-tali merobek kulit bumi
menyobek rumah-rumah Jakarta jadi jalan dan
Jakartalah jalan tapi bukan ujungnya
capung-capung masih kejaran
dari ladang-ladang ke desa ke bukit-bukit ke cakrawala
kelopakmu yang basah merekah-rekah padaku
membungkam
kau bunting lagi tanahku
akukah kaukandung kali ini?
Cimelati, 1973
Sumber: Penyair Muda di Depan Forum (1976)
Analisis Puisi:
Puisi "Capung" karya Dami N. Toda adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan alam dan perubahan sosial, serta hubungan antara manusia dan lingkungannya. Melalui gambaran-gambaran yang khas dan bahasa yang sederhana namun efektif, puisi ini menyampaikan pesan tentang perubahan alam dan dampaknya terhadap manusia.
Kehidupan Alam: Puisi ini membawa pembaca ke dalam gambaran kehidupan alam yang indah dan beragam, terutama melalui gambaran hujan yang turun dan capung-capung yang berkejaran di atas sawah dan ladang. Ini menciptakan citra tentang kehidupan alam yang harmonis dan bergerak sesuai dengan ritme alaminya.
Perubahan Sosial dan Lingkungan: Meskipun gambaran alam yang indah, puisi ini juga menyoroti perubahan sosial dan lingkungan yang terjadi, terutama melalui gambaran "jalan baru membelah hutan-hutan karet" dan "merobek kulit bumi". Hal ini mencerminkan dampak dari pertumbuhan perkotaan dan ekspansi manusia terhadap alam, yang mengubah lanskap dan ekosistem secara drastis.
Hubungan Manusia dan Alam: Puisi ini juga menekankan hubungan yang kompleks antara manusia dan alam, terutama melalui gambaran "akukah kaukandung kali ini?". Pertanyaan ini menggambarkan rasa ketergantungan manusia terhadap alam dan tanggung jawab kita sebagai pemelihara lingkungan untuk generasi mendatang.
Simbolisme Capung: Capung menjadi simbol utama dalam puisi ini, mewakili keindahan alam dan keberagaman hayati. Keberadaan capung yang tetap berkejaran meskipun lingkungannya berubah menggambarkan keteguhan dan adaptabilitas alam dalam menghadapi perubahan, serta keindahan yang terus ada di tengah-tengah kemajuan.
Perenungan atas Perubahan: Secara keseluruhan, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang perubahan alam dan sosial, serta dampaknya terhadap manusia dan lingkungan. Melalui gambaran-gambaran yang indah dan pertanyaan yang mendalam, puisi ini mengajak pembaca untuk mempertimbangkan peran kita dalam menjaga keindahan alam dan menghadapi tantangan perubahan dengan bijaksana.
Puisi "Capung" karya Dami N. Toda adalah sebuah karya yang menggambarkan keindahan alam dan perubahan sosial, serta hubungan kompleks antara manusia dan lingkungan. Dengan gambaran-gambaran yang indah dan simbolisme yang kuat, puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga keberagaman alam dan merenungkan dampak dari perubahan yang terjadi di sekitar kita.
Puisi: Capung
Karya: Dami N. Toda
Biodata Dami N. Toda:
- Dami N. Toda (Dami Ndandu Toda) lahir di Pongkor, Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 20 September 1942.
- Dami N. Toda meninggal dunia di Leezen, Jerman, pada tanggal 10 November 2006.