Sumber: Buah Rindu (1941)
Analisis Puisi:
Puisi "Bunda" karya Amir Hamzah adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan rasa cinta, rindu, dan penghormatan kepada seorang ibu. Puisi ini memiliki dua bagian, yang menggambarkan perasaan yang mendalam dari penyair terhadap sosok seorang ibu.
Tema: Puisi ini mengangkat tema tentang kasih sayang, rindu, dan penghormatan kepada seorang ibu. Penyair mengekspresikan perasaan cinta dan kerinduannya kepada ibunya dengan penuh kasih dan penghormatan.
Nada dan Perasaan: Nada puisi ini cenderung puitis dan penuh emosi. Penyair mengekspresikan perasaan rindu, kerinduan, dan cinta yang mendalam kepada ibunya dengan menggunakan gambaran alam dan benda-benda alami.
Amanat: Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai dan mencintai seorang ibu, serta merindukan kehadirannya ketika jauh dari ibu.
Diksi dan Imaji: Penggunaan diksi dalam puisi ini indah dan puitis. Kata-kata seperti "gerak daun," "angguk mawar kusuma," "tepuk air di batu," dan "bintang bertabur jempena" memberikan imaji yang kuat tentang perasaan dan pengalaman penyair.
Kata Konkret: Puisi ini menggunakan kata-kata konkret, seperti "bintang," "pohon kemboja," "bunga mawar," dan "air selabu," untuk menciptakan gambaran yang jelas dalam pikiran pembaca.
Majas: Puisi ini menggunakan beberapa majas, seperti perbandingan pada "gelombang Melaka umpama gelora," dan personifikasi pada "peraduan ibu melepaskan duka." Majas ini memberikan sentuhan artistik pada puisi.
Rima, Ritma, dan Versifikasi: Puisi ini memiliki ritma yang indah dan mengalir dengan baik. Meskipun tidak mengikuti skema rima tertentu, puisi ini memiliki irama yang harmonis dan memberikan kesan romantis.
Tipografi: Tipografi dalam puisi ini sederhana, dengan pemisahan baris yang tepat memberikan penekanan pada kata-kata yang relevan dan mempengaruhi ritma pembacaan.
Puisi "Bunda" karya Amir Hamzah adalah karya sastra yang puitis dan menyentuh. Penggunaan diksi yang indah dan penuh makna, serta gambaran kata-kata konkret, menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam dalam pikiran pembaca. Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya mencintai dan menghargai seorang ibu, serta merindukan kehadirannya ketika jauh dari ibu. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan hubungan antara seorang anak dengan ibunya dan pentingnya hubungan yang penuh kasih sayang.
Karya: Amir Hamzah
Biodata Amir Hamzah:
- Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
- Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
- Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
- Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
- Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
- Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
- Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
- Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
- Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.