Aku Berlari-lari Mencari Serumpun Serai
Aku berlari-lari sepanjang kebun mengejar durian luruh meribas dinihari dalam tetesan embun
duku dan langsat yang ranum
pisang raja masak di tandan
manggis dan rambutan
bunga-bunga kopi harum bermekaran
bijinya dijemur dan digongseng
ditutuk emak dalam lesung
dihirup ayah malam hari
sehabis ngajar anak-anak mengaji
di sungai menjala ikan
lemeduk dan jurung
lemaknya bertetesan dipanggang
di bara api
ada siput dan lokan
udang galah yang gancipnya sebesar jari
di halaman daun reruku dan kemangi
buas-buas dan pegaga
limau purut limau nipis dan ulam raja
kembang semangkok dan selasih
berbaur bunga-bunga
kumbang dan kekupu kian-kemari
di samping rumah ada belimbing
diapit kemuning
di sela-sela temu kunci
temu kuning temu pauh
lengkuas dan halia
kunyit gulai dan kunyit bonglai
daun tapak kuda tapak leman
ada kumis kucing
daun cekur akar kiali
menjulur-julur buah kenikai
rumpun-rumpun serai
di belakang berbaris pohon kelapa
ditanak menjadi minyak
dikukur digulai lemak
ada rumpun buluh
hendak buat pondok atau kepuh
kini aku berlari-lari lagi seperti dulu mencari bau reruku dan kemangi manisnya kembang semangkok biji selasih berlari-lari menyibak durian luruh dalam semak-semak otakku merenang jurung dan udang siput dan lokan aku berlari-lari menghidu bau bunga kopi yang semerbak hilang dan tenggelam timbul dalam kenangan berlari-lari lelah di antara dempetan rumah dan gang sempit yang menjerit dan terjepit antara halaman dan kenderaan mencari-cari serumpun serai kearifan nenek moyangku yang lunglai ditelan lusuh lipu sederetan buku dan badai piawai teknologi
leleh
di sela-sela ketiak
di bawah kelangkangku
ngucurkan kencing
dan tinja
nguapkan racun
dan pestisida
ngembakan bau