Puisi: Manusia, Senantiasa Pergi (Karya Abrar Yusra)

Puisi: Manusia, Senantiasa Pergi Karya: Abrar Yusra
Manusia, Senantiasa Pergi



*

Kita berpisah. Tinggal hari pertama
Di bukit hutan itu:
Tiada lagi bekas. Dan bersama kita
Cinta masing-masing lepas ke sini sana
Di tengah-tengah dunia

*

Tiada yang kembali. Manusia hanya meninggalkan jejak
Pada bumi, di mana sepi disentuh angin
Manusia, senantiasa pergi. Dari arah tidak pasti, meraba
Yang tidak berbicara

*

Lagi, angin merintih
Di pohonan. Di mana tiada terjumpa dewa
Dan tiada lagi tuntutan padamu kekasih
Yang tinggal di mana, tapi menyahut di sepi jiwa

(1967, 1968, 1969)

Sumber: Basis (Oktober, 1972)


Abrar Yusra
Puisi: Manusia, Senantiasa Pergi
Karya: Abrar Yusra

Biodata Abrar Yusra:
  • Abrar Yusra lahir pada tanggal 28 Maret 1943 di Lawang Matur, Agam, Sumatra Barat.
  • Abrar Yusra meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 2015 di Bogor, Jawa Barat (pada umur 72 tahun).

Anda mungkin menyukai postingan ini

  • Engkau Mengembara menembus waktu terbungkus waktu dicengkam waktu dan dikejar waktu mencarimu engkau yang ... Mencarimu, menerimamu, menyambutmu memelukmu, me…
  • Langit Langit senja membukakan janji dan langit menjalinkan duka kehidupan pada daunan hati yang selalu mencoba agar tidak selalu tegang. Langit senja membuka…
  • Aku Ingin Aku ingin seperti rumput dan bunga-bunga Tarianku tercipta dari angin dan matahari Rinduku diasuh malam dingin dan embun pagi Dipestakan bintang-bintan…
  • Anjing Seekor anjing hitam memotong jalanan licin musim penghujan. Ia kuyub dan hitam menandaskan benah. Di pinggir jalan ia berhenti dan menjilati tubuhnya. …
  • Hukla Final Pacuan Kuda Di sebuah gelanggang berjuta khalayak hadir dengan jantung berdebar-debar menunggu pacuan kuda putaran terakhir Setiap mereka bertaruh de…
  • Orang Usiran di tepi hutan dia terbaring sebelum senja merah terbanting dan orang-orang berkata: benar, di sini dia dikebumikan bagai sang pemburu yang diusir …
© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.