Huesca
Jiwa di dunia yang hilang jiwa
Jiwa sayang, kenangan padamu
Adalah derita di sisiku,
Bayangan yang bikin tinjauan beku.
Angin bangkit ketika senja,
Ngingatkan musim gugur akan tiba.
Aku cemas bisa kehilangan kau,
Aku cemas pada kecemasanku.
Di batu penghabisan ke Huesca,
Pagar penghabisan dari kebanggaan kita.
Kenanglah, sayang, dengan mesra
Kau kubayangkan di sisiku ada.
Dan jika untung malang menghamparkan
Aku dalam kuburan dangkal,
Ingatlah sebisamu segala yang baik
Dan cintaku yang kekal.
Sumber: Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956)
Analisis Puisi:
Puisi "Huesca" yang diterjemahkan oleh Chairil Anwar adalah sebuah karya yang menggambarkan perasaan cinta, kerinduan, dan ketakutan. Puisi ini mengangkat tema tentang perasaan manusia terhadap kehilangan dan kenangan, serta hubungan yang dapat melintasi waktu dan ruang.
Kehilangan dan Kerinduan: Puisi ini membawa perasaan kehilangan dan kerinduan yang mendalam. Penyair merasa kehilangan jiwa atau makna di dunia yang terasa kosong. Rasa sayang dan kenangan terhadap seseorang juga menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupannya, namun juga menjadi derita karena perasaan itu tidak lagi hadir.
Gambaran Alam dan Waktu: Gambaran alam dan waktu di dalam puisi ini memberikan nuansa dan suasana yang kuat. Penjelasan tentang angin yang bangkit menjelang senja menggambarkan perubahan musim, seperti datangnya musim gugur. Hal ini menciptakan suasana nostalgia dan kerinduan akan masa lalu.
Tempat dan Kenangan: Kota Huesca menjadi simbol tempat yang penting dalam puisi ini. Tempat ini mewakili kenangan dan hubungan yang erat antara penutur dan orang yang dia cintai. Pergi ke tempat penghabisan (batu penghabisan) menuju Huesca juga mencerminkan perasaan akhir yang dalam.
Cinta yang Abadi: Meskipun penutur khawatir akan kehilangan orang yang dicintai dan mungkin akan terpisah oleh waktu atau kematian, dia mengungkapkan keyakinan akan cinta yang kekal. Meskipun terjadi untung malang, kenangan dan cinta akan tetap ada dan terus hidup dalam hati penutur.
Puisi "Huesca" adalah karya yang melukiskan perasaan cinta, kerinduan, dan ketakutan dengan penggunaan gambaran alam dan tempat yang kuat. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang arti kenangan, hubungan, dan keabadian cinta dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian dalam hidup. Melalui puisi ini, Chairil Anwar berhasil menggambarkan perasaan manusia yang mendalam dan abadi.
Puisi: Huesca
Diterjemahkan oleh: Chairil Anwar
Karya asli: John Cornford
Judul asli: To Margot Heinemann
Biodata Chairil Anwar:
- Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
- Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
- Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.