Puisi: Di Tepi Pantaimu (Karya Sutan Takdir Alisjahbana)

Puisi "Di Tepi Pantaimu" karya Sutan Takdir Alisjahbana mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam dan kegembiraan yang dapat ...
Di Tepi Pantai-Mu

Kanak-kanak, kanak-kanak,
Girang bergurau tertawa tergelak,
Merencah air bersorak-sorak,
Bermain pasir di gigi ombak.

Tangan halus ringan riang
Mengonggok bukit menggali lobang,
Indah meninggi bentengnya gerang,
Kukuh berdiri menanti gelombang.

Lidah ombak berdesir menepi,
Berbuih melata di pasir memutih,
Runtuh bukit merata di kaki,
Rianglah sorak di tepi jeladri.

Berlagu gelombang menepuk pantai,
Bermain budak bersorak-sorai,
Dibentuklah pasir berbukit mengarai,
Dari semula beramai-ramai.

Di tepi gemuruh ombak-Mu, Rabbana,
Biarlah beta seperti kanak:
Membangun membentuk selalu suka,
Meski diruntuh meski dirusak.

20 Mei 1935

Sumber: Tebaran Mega (1935)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Tepi Pantaimu" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah penggambaran yang indah dan puitis tentang kegembiraan, keceriaan, dan keindahan alam. Melalui deskripsi yang hidup dan bahasa yang berwarna-warni, penyair menggambarkan suasana riang dan harmoni di tepi pantai, serta menyampaikan pesan tentang kekuatan dan keteguhan di hadapan tantangan kehidupan.

Tema

Tema utama dari puisi ini adalah kegembiraan, keceriaan, dan keindahan alam. Penyair menggambarkan suasana riang dan harmoni di tepi pantai, serta menyampaikan pesan tentang kekuatan dan keteguhan di hadapan tantangan kehidupan.

Struktur

Puisi ini terdiri dari lima bait dengan panjang empat baris per bait, menciptakan ritme yang berirama dan mengalir seperti ombak. Struktur ini mencerminkan kehidupan yang dinamis dan penuh dengan kegembiraan, serta memberikan kesan tentang perjalanan dan gerakan di sepanjang tepi pantai.

Gaya Bahasa

Alisjahbana menggunakan bahasa yang indah dan puitis untuk menggambarkan kegembiraan dan keindahan di tepi pantai:
  1. Imaji: Deskripsi visual tentang kanak-kanak yang "girang bergurau tertawa tergelak" dan ombak yang "berbuih melata di pasir memutih" menciptakan gambaran yang hidup tentang kehidupan di tepi pantai.
  2. Metafora: Penggunaan metafora seperti "membangun membentuk selalu suka" untuk menyampaikan pesan tentang kekuatan dan keteguhan di hadapan tantangan.
  3. Personifikasi: Penyair mempersonifikasi pantai dan ombak, seperti "lidah ombak berdesir menepi," memberikan kesan tentang kehidupan dan aktivitas yang dinamis di tepi pantai.

Makna dan Simbolisme

  1. Tepi Pantai: Mewakili kehidupan yang dinamis dan penuh dengan kegembiraan, keceriaan, dan keindahan alam.
  2. Kanak-kanak: Mungkin melambangkan kepolosan, keceriaan, dan kegembiraan yang ada di dalam diri manusia, serta kemampuan untuk tetap riang dan kuat di hadapan tantangan.
Puisi "Di Tepi Pantaimu" karya Sutan Takdir Alisjahbana adalah sebuah penggambaran yang indah dan puitis tentang kegembiraan, keceriaan, dan keindahan alam di tepi pantai. Melalui deskripsi yang hidup dan bahasa yang berwarna-warni, penyair menggambarkan suasana riang dan harmoni di tepi pantai, serta menyampaikan pesan tentang kekuatan dan keteguhan di hadapan tantangan kehidupan. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keindahan alam dan kegembiraan yang dapat ditemukan di sekitar kita, serta tentang kekuatan dan keteguhan yang ada di dalam diri manusia.

Puisi: Di Tepi Pantaimu
Puisi: Di Tepi Pantaimu
Karya: Sutan Takdir Alisjahbana

Biodata Sutan Takdir Alisjahbana
  • Sutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Utara.
  • Sutan Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli 1994.
  • Sutan Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.