Di Sehelai Daun
di sehelai daun
seorang bidadari hinggap mengeluskan jemari
sepasang kupu-kupu sedang bercumbu
menyingkir buru-buru
tangkai bergoyang saat itu
taman yang tadi sepi pun riuh manggut.
siapa yang tidak mengerti
tumpuan harap
bidadari bersayap
lumur di lumpur sangsi
sekalipun bidari
dan kupu-kupu
kupu-kupuku
di halamanku.
Sumber: Horison (Februari, 1970)
Analisis Puisi:
Puisi "Di Sehelai Daun" karya Rayani Sriwidodo adalah sebuah lukisan kata-kata yang indah yang menggambarkan momen kecil yang penuh keindahan dalam alam semesta.
Momen Alamiah yang Penuh Keindahan: Puisi ini mengekspresikan momen sederhana ketika seorang bidadari (dalam wujud bidadari nyata atau sebagai simbol keindahan) dan sepasang kupu-kupu berinteraksi di atas sehelai daun. Ini adalah gambaran yang sangat alamiah dan penuh keindahan dalam dunia alam.
Sentuhan Manusia dalam Alam: Dalam deskripsi ini, "seorang bidadari hinggap mengeluskan jemari," kita melihat cara penyair menghubungkan manusia (bidadari) dengan alam (kupu-kupu dan daun). Ini menggambarkan rasa keajaiban dan hubungan manusia dengan alam.
Kehidupan dalam Sebuah Tindakan Sederhana: Sepasang kupu-kupu yang sedang bercumbu adalah contoh dari bagaimana kehidupan dan keindahan bisa ditemukan dalam momen-momen sederhana. Tindakan ini menarik perhatian taman yang tadinya sepi, dan seketika itu menjadi hidup.
Makna dalam Simplicitas: Puisi ini juga mencoba mengkomunikasikan bahwa ada makna dalam kesederhanaan dan keindahan dalam kejadian-kejadian yang mungkin diabaikan oleh banyak orang. Pesan ini mengajak kita untuk lebih memperhatikan dan menghargai keindahan dalam kehidupan sehari-hari.
Pertanyaan Retoris: Puisi ini menghadirkan beberapa pertanyaan retoris seperti "siapa yang tidak mengerti" dan "tumpuan harap." Pertanyaan-pertanyaan ini mendorong pembaca untuk merenungkan makna dalam gambar-gambar yang digambarkan dalam puisi ini.
Puisi "Di Sehelai Daun" adalah karya yang menghadirkan momen alamiah yang penuh keindahan dan mendalam dalam sebuah rangkaian kata-kata. Ia mengingatkan kita untuk merenungkan makna kehidupan yang sederhana dan keindahan dalam dunia di sekitar kita.
Puisi: Di Sehelai Daun
Karya: Rayani Sriwidodo
Biodata Rayani Sriwidodo:
- Rayani Lubis lahir di Kotanopan, Tapanuli Selatan, pada tanggal 6 November 1946.
- Rayani Lubis meniadakan marga di belakang nama setelah menikah dengan pelukis Sriwidodo pada tahun 1969 dan menambahkan nama suaminya di belakang namanya sehingga menjadi Rayani Sriwidodo.