Aceh sedang tidak baik-baik saja.

Puisi: Curut (Karya Suripan Sadi Hutomo)

Puisi "Curut" karya Suripan Sadi Hutomo menggambarkan berbagai elemen dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin terlihat sepele, tetapi ...
Curut


Curut dan tikus, kremi dan cwimi
Sepiring nasi putih
Kita telah menulis panjang sekali
Gugusan-gugusan kasih

Daun apa-apa, ulat keket di srikaya
Semut beriring rayap menyayat mata
Uget-uget dan set di berak kita
Warna biru langit berenda

Air hitam air cebokan kita
Air putih dari kelakian priya
Air dari rahim ibunda
Dan kambing mengembik juga

Sepiring nasi putih
Gugusan-gugusan kasih


1975

Sumber: Horison (Maret, 1977)

Analisis Puisi:
Puisi "Curut" karya Suripan Sadi Hutomo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan berbagai elemen dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin terlihat sepele, tetapi memiliki makna mendalam. Puisi ini menciptakan gambaran tentang kehidupan, alam, dan persatuan dalam cinta dan kasih.

Gambaran Alam dan Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini membawa pembaca ke dalam gambaran alam dan kehidupan sehari-hari yang mungkin sering diabaikan. Ada referensi ke curut, tikus, kremi, cwimi, daun-daunan, ulat, semut, dan rayap, yang semuanya adalah elemen dari alam dan kehidupan sehari-hari. Dengan menggambarkan ini, puisi ini menciptakan hubungan antara manusia dan alam.

Simbolisme Kasih: Puisi ini menghubungkan berbagai elemen alam dan kehidupan sehari-hari dengan "gugusan-gugusan kasih." Kasih di sini mungkin menggambarkan cinta dan perasaan yang mendalam terhadap semua hal dalam kehidupan, bahkan yang tampak kecil dan tidak berarti. Ini adalah pengingat untuk menghargai dan mencintai semua aspek kehidupan.

Keseimbangan dan Persatuan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang persatuan dalam berbagai unsur yang ada. Ada perbedaan antara air hitam dan air putih, antara daun dan ulat, dan antara curut dan tikus. Namun, semua unsur ini ada dalam kehidupan dan menciptakan keseimbangan yang unik. Pesan ini mungkin mencerminkan pentingnya menerima dan memahami perbedaan dalam kehidupan kita.

Penciptaan Gambar dan Warna: Suripan Sadi Hutomo menggunakan bahasa yang kaya dalam puisi ini untuk menciptakan gambaran yang hidup dan berwarna. Puisi ini menciptakan citra alam dan kehidupan sehari-hari dengan kata-kata yang dipilih dengan cermat.

Pengulangan dan Ritme: Pengulangan kata-kata seperti "sepiring nasi putih" dan "gugusan-gugusan kasih" menciptakan ritme yang mengalir dalam puisi ini. Ini menciptakan efek yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam.

Puisi "Curut" karya Suripan Sadi Hutomo adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan, alam, dan cinta dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Puisi ini mengajak pembaca untuk menghargai dan mencintai semua aspek kehidupan, bahkan yang tampak kecil dan tidak berarti. Ini juga menciptakan pesan tentang persatuan dalam keberagaman dan pentingnya keseimbangan dalam hidup kita.

Puisi Curut
Puisi: Curut
Karya: Suripan Sadi Hutomo

Biodata Suripan Sadi Hutomo:
  1. Suripan Sadi Hutomo lahir pada tanggal 5 Februari 1940 di Ngawen, Blora.
  2. Suripan Sadi Hutomo meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 2001 di Surabaya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.