Puisi: Satu (Karya Sutardji Calzoum Bachri)

Puisi "Satu" karya Sutardji Calzoum Bachri penuh dengan simbolisme dan eksplorasi konsep penyatuan dan kesatuan dalam hubungan antara individu.
Satu

kuterjemahkan tubuhku ke dalam tubuhmu
ke dalam rambutmu kuterjemahkan rambutku
jika tanganmu tak bisa bilang tanganku
kuterjemahkan tanganku ke dalam tanganmu
jika lidahmu tak bisa mengucap lidahku
kuterjemahkan lidahku ke dalam lidahmu
aku terjemahkan jemariku ke dalam jemarimu
jika jari jemarimu tak bisa memetikku
ke dalam darahmu kuterjemahkan darahku
kalau darahmu tak bisa mengucap darahku
jika ususmu belum bisa mencerna ususku
kuterjemahkan ususku ke dalam ususmu
kalau kelaminmu belum bilang kelaminku
aku terjemahkan kelaminku ke dalam kelaminmu

daging kita satu arwah kita satu
walau masing jauh
yang tertusuk padamu berdarah padaku

1979

Sumber: Horison (Juni, 1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Satu" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah karya yang penuh dengan simbolisme dan eksplorasi konsep penyatuan dan kesatuan dalam hubungan antara individu. Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana tetapi menggambarkan penggabungan tubuh, emosi, dan roh antara dua orang. 

Simbolisme Tubuh dan Penyatuan: Puisi ini mengawali dengan keterjemahan fisik dan simbolis dari tubuh dan elemen-elemen fisik seseorang ke dalam tubuh orang lain. Penggunaan "kuterjemahkan" memberikan makna pengalihan atau perpaduan yang lebih dalam daripada sekadar fisik. Ini menciptakan gambaran tentang penyatuan yang lebih dalam dan simbiosis.

Ekspresi Cinta dan Kesatuan: Puisi ini menciptakan gambaran tentang cinta yang mendalam dan kesatuan dalam hubungan. Tindakan "kuterjemahkan" digambarkan sebagai bentuk ekspresi cinta dan upaya untuk benar-benar menggabungkan diri dalam hubungan tersebut. Puisi ini membawa makna bahwa dalam cinta, seseorang bersedia untuk mengorbankan, berbaur, dan menjadi satu dengan pasangannya.

Kompleksitas dan Keterhubungan: Puisi ini menggambarkan tindakan penyatuan yang lebih dalam daripada sekadar fisik. Melalui elemen-elemen seperti tangan, lidah, darah, usus, dan kelamin, puisi ini mengungkapkan betapa kompleksnya hubungan manusia. Ini menciptakan citra tentang bagaimana melalui kesatuan dan pemahaman yang mendalam, individu-individu tersebut benar-benar bisa bersatu.

Puisi "Satu" karya Sutardji Calzoum Bachri adalah karya yang menggambarkan konsep penyatuan dalam hubungan manusia, baik fisik maupun emosional. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kesatuan dalam cinta dan hubungan antara individu. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, puisi ini mengundang refleksi tentang komitmen, pengorbanan, dan kedalaman dalam hubungan manusia.

Puisi: Satu
Puisi: Satu
Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Biodata Sutardji Calzoum Bachri:
  • Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, Riau, pada tanggal 24 Juni 1941.
  • Sutardji Calzoum Bachri merupakan salah satu pelopor penyair angkatan 1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.